Helm Rawan Menyebabkan Gangguan Pendengaran
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Kamis, 4 Agustus 2011 21:26 WIB
foto: wallpapersgalaxy.com
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, London - Helm bagi pengendara sepeda motor memiliki peran yang sangat vital bagi keselamatan pengendara. Peranti itu bermanfaat melindungi kepala dari risiko fatal bila terjadi kecelakaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, bila helm yang digunakan itu ternyata tidak tepat, justru menimbulkan masalah baru. Hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti dari University of Bath dan Bath Spa University di Inggris, seperti yang dilansir autoevolution.com, Kamis, 4 Juli 2011, menyimpulkan helm justru berpotensi menimbulkan gangguan pendengaran bagi pemakainya.

"Pasalnya, sumber terbesar kebisingan bagi pengendara motor adalah udara yang masuk ke bagian dalam helm," bunyi pernyataan resmi para peneliti.

Sebelum menarik kesimpulan, para peneliti telah melakukan percobaan dengan memasang helm pada manekin yang ditempatkan pada sebuah terowongan. Pada saat bersamaan, mereka menyalakan kipas untuk menghasilkan angin dengan kekuatan yang sama persis dengan angin yang harus dihadapi pengendara saat melaju di jalan raya dengan kecepatan normal.

Dampak dari angin itu, kemudian dideteksi melalui mikrofon yang dipasang di beberapa bagian helm. Hasilnya, mereka menemukan area di bagian bawah helm, terutama papan di bawah dagu pengendara, menjadi pusat masuknya angin ke area dalam helm.

Embusan angin dengan tingkat kebisingan tinggi itu rawan masuk ke gendang telinga pengendara. Angin dan suara bising itulah yang ditengarai sebagai biang penyebab gangguan pendengaran. Memang dampak itu tidak serta merta, namun bila terjadi secara terus menerus dan dalam waktu yang cukup lama akan memiliki pengaruh yang cukup serius.

Meski demikian, para cerdik pandai dari kedua universitas itu sepakat bahwa memakai helm mengurangi risiko fatal di bagian kepala bila terjadi kecelakaan. Namun, mereka menegaskan, agar helm dilengkapi dengan peranti pelindung telinga.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi