Tip Agar Anak Anda Aman Menyetir Mobil
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Senin, 17 Oktober 2011 08:10 WIB
Remaja menyetir (huffingtonpost)
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, New York - Sebagai orang tua, kurang bijak bila kita melarang anak-anak kita yang telah berusia di atas 17 tahun mengemudikan mobil. Soalnya, secara biologis, anak yang telah seusia itu sudah mulai dewasa dan perlu belajar mandiri termasuk dalam hal mobilitasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hanya, kebanyakan dari orang tua memberikan perhatian ala kadarnya bagi anak-anak mereka saat mengemudikan mobil. Mereka hanya percaya, dengan semakin sering mengemudi, pengalaman akan bertambah.

Para orang tua hanya memberikan 'rambu' peringatan, "jaga konsentrasi, pandangan tetap ke depan, dan selalu sigap". Padahal itu saja tak cukup.

Hasil penelitian Honeywell Friction Materials, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa sepertiga dari pengemudi remaja yang mengalami masalah di jalan adalah mereka yang berusia 19 tahun. Mereka adalah pengemudi pemula.

Sementara satu dari empat pengemudi remaja--yang berusia di atas 17 tahun--tak mempedulikan kondisi mobil. Mereka juga tak hirau dengan sistem kerja mobil. "Kebanyakan dari mereka hanya memacu mobil sesuai dengan keinginannya," demikian bunyi pernyataan lembaga itu seperti dilansir theautochannel.com, Senin, 17 Oktober 2011.

Oleh karena itu, seyogianya sebagai orang tua kita perlu menyiapkan kondisi mobil benar-benar aman untuk mereka. Apa saja persiapan itu? Berikut tip dari para peneliti Honeywell Friction Materials.

1. Periksa tekanan angin dan ukiran telapak ban

Pastikan tekanan angin ban telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pabrikan. Pada umumnya, produsen mobil mencantumkan ketentuan itu di buku manual.

Tekanan angin yang tepat tak hanya untuk mendukung keamanan dan kenyamanan berkendara, tetapi juga mampu membantu mesin menghemat bahan bakar. Kasus kecelakaan yang terjadi di jalan bebas hambatan selama ini dipicu oleh tekanan angin ban yang kurang dari takaran standar.

Adapun ukiran ban sangat berkaitan dengan daya cengkeram terhadap permukaan jalan atau lintasan yang dilalui. Ban yang telah gundul sangat rawan memicu terjadinya kecelakaan.

2. Sistem pengereman

Perangkat pengereman sangat vital bagi kendaraan. Kasus kecelakaan yang melibatkan pengemudi remaja, sebagian besar disebabkan oleh rem blong.

Oleh karena itu, periksa semua perangkat sistem pengereman setiap mobil telah berjalan 10 ribu kilometer. Komponen yang wajib diperiksa tak hanya kanvas rem, tetapi tromol, cakram, master, booster, tetapi juga minyak rem.

3. Wiper

Kendati terlihat sepele atau remeh, namun wiper memiliki peran penting membantu pandangan pengemudi, khususnya di saat hujan. Kasus kecelakaan di saat hujan sebagian besar disebabkan oleh pandangan pengemudi yang tidak jelas, termasuk dikarenakan wiper yang tak berfungsi.

Periksa motor penggerak wiper, cairan pembersih kaca berikut motornya, serta karet wiper. Bila semua atau sebagian telah aus, sebaiknya segera diganti.

4. Lampu

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan secara menyeluruh, mulai dari lampu utama, lampu belakang, lampu rem, hingga lampu sein. Pasalnya, peristiwa kecelakaan yang melibatkan pengemudi usia muda dikarenakan lampu yang tak berfungsi dengan baik, baik lampu utama, rem, maupun lampu sein.

5. Oli dan cairan radiator

Bagian dari mobil yang juga kerap luput dari perhatian para pengguna mobil usia remaja adalah oli dan cairan pendingin radiator. Kebanyakan permasalahan yang terjadi akibat keteledoran itu adalah mesin rusak dan overheating. Kebakaran mesin akibat overheating juga kerap dialami pengemudi usia muda.

Oleh karena itu, periksa oli dan cairan radiator saban mobil telah menempuh jarak 5.000 kilometer.

6. Matikan telepon dan ingat batas kecepatan

Selain melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan teknis, sebaiknya juga meminta anak-anak untuk mematikan telepon seluler mereka selama mengemudi. Menelepon dan menulis pesan pendek merupakan pemicu utama kecelakaan selain mengantuk dan mabuk.

Seiring dengan hal itu, sebaiknya juga menempel stiker peringatan batas kecepatan mobil agar sesuai dengan ketentuan. Pasalnya, para remaja kerap terlena dengan kecepatan tinggi kala memacu mobil di jalanan.

7. Hindari volume peranti audio yang berlebihan

Selain kecepatan, sebaiknya juga mewanti-wanti anak-anak Anda agar mengontrol volume suara dari peranti hiburan atau audio. Tekankan bahwa volume audio yang berlebihan selain mengganggu konsentrasi juga membuat pendengaran tak maksimal untuk mendengarkan situasi di luar mobil, terutama kala kendaraan lain membunyikan klakson dan sebagainya.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi