Khazanah Jual Proton US $ 412 Juta
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Senin, 16 Januari 2012 19:58 WIB
Proton Logo (autoevolution.com)
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Perusahaan pelat merah Malaysia, Khazanah Nasional, menjual 43 persen saham milik mereka di pabrikan mobil Proton senilai 1,29 miliar ringgit atau US $ 412 juta. Saham tersebut dilepas pada grup usaha DRB-HICOM, yang berencana membeli seluruh saham Proton yang dipegang pihak lain. 

Seperti dikutip dari Associated Press, Khazanah mengatakan penjualan saham mereka akan membantu Proton beranjak maju dan bergerak ke arah yang lebih kompetitif. Hal ini sekaligus menampik pendapat sebagian kalangan yang menilai kinerja Proton mundur dalam beberapa tahun terakhir karena terlalu dikontrol pemerintah. 
Dalam beberapa tahun terakhir pangsa pasar Proton turun lebih dari dua pertiga menjadi 30 persen karena persaingan yang sengit saat Malaysia meliberalisasi pasar mobil. Saat itu para analis mengatakan Proton harus menggandeng pabrikan mobil dunia untuk memotong biaya, mendapatkan teknologi baru, serta menembus pasar global. Namun mereka gagal menjalin kongsi, misalnya dengan Volkswagen AG Jerman, lantaran pemerintah Malaysia tetap ingin memegang kendali utama. 
Saat ini DRB dikabarkan siap mengucurkan dana hingga 3 miliar ringgit atau US $ 957 juta untuk menguasai Proton. Perkiraan ini didasarkan pada harga saham Proton per lembar yang telah mencapai 5,50 ringgit atau setara US $ 1,80. "Ini kesepakatan adil dan menjadi masa depan baru yang untuk Proton," kata analis OSK Research, Ahmad Maghfur, kemarin.
DRB-HICOM - perusahaan yang dikuasai oleh miliarder Syed Mokhtar Al-Bukhary - kini menjadi agen tunggal pemegang merek yang mendistribusikan dan merakit varian Volkswagen, Mercedes-Benz, dan Honda Motor. Konglomerasi usaha ini pun memiliki lini usaha perbankan, jasa, dan properti. 
Dalam sebuah pernyataan tertulis, DRB-HICOM berjanji menjaga eksklusivitas Proton sebagai perusahaan mobil nasional. Pada saat yang sama, mereka juga siap membawa Proton berkembang di pasar regional. Lebih jauh, mereka juga sesumbar bisa membawa Malaysia menjadi pusat manufaktur kendaraan di Asia. 
FERY FIRMANSYAH
Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi