Toyota Yaris (Dok. TAM)
TEMPO.CO, Toronto - Gara-gara fenomena yendaka atau penguatan nilai tukar yen, Toyota Motor Corp mengalihkan produksi kendaraan dari Jepang ke negara lain yang ongkosnya lebih murah. Pada Mei 2013, pabrikan mobil terbesar di dunia itu akan memindahkan perakitan hatchback Toyota Yaris ke Prancis.
Wall Street Journal mengabarkan, Yaris buatan Prancis tersebut akan dipasarkan di Amerika Serikat, Kanada, serta kawasan Amerika Selatan seperti Puerto Rico. Dalam setahun, pabrik yang menelan investasi tambahan senilai 8 juta euro atau Rp 94,2 miliar itu akan mengekspor sebanyak 25 ribu unit Yaris. Uniknya, pabrik ini juga membuat Yaris bermesin diesel dan hibrida listrik yang akan dipasarkan di Eropa.
Meski dikenai tarif impor 6,1 persen di Kanada dan Amerika, Toyota tetap menjadikan dua negara itu sebagai basis pasar untuk Yaris. Selain konsumen yang cukup tinggi, biaya angkut dari Prancis menuju Kanada dan Amerika lebih murah ketimbang pengapalan dari Jepang.
"Banyak keuntungan untuk memproduksi kendaraan ini di Prancis," ujar juru bicara Toyota Canada Inc, Sandy Di Felice, Rabu, 27 Juni 2012.
Pada paruh pertama 2012, penjualan Yaris di Amerika Utara naik 52 persen menjadi 39 ribu unit. Namun angka ini belum bisa memecahkan rekor penjualan 2008 yang mencapai 40.602 unit.
Sebelum Toyota, Honda Motor Co telah memindahkan produksi mereka dari Jepang ke Cina. Model yang diproduksi di Negeri Tirai Bambu itu kebanyakan berjenis subkompak dan hatchback, seperti Honda Jazz. Mobil-mobil itu juga diekspor ke Amerika Utara.
FERY FIRMANSYAH
Berita lain:Sekali Setrum, Bus LIPI Bisa Tempuh 150 Km MPV Masih Dominasi Permintaan Mobil IndonesiaBus Listrik LIPI Bakal Beroperasi di JakartaMPV Masih Dominasi Permintaan Mobil IndonesiaRp 272 Juta untuk All New Chevy Malibu