Chevrolet Spark (Dok. Chevrolet)
TEMPO.CO, Detroit - Kepala Eksekutif General Motors (GM) Dan Akerson berencana memindahkan pabriknya dari Korea Selatan ke negara lain seiring memanasnya situasi politik di semenanjung tersebut.
Akerson menegaskan, hal ini sangat penting untuk kesinambungan produksi dalam jangka panjang. "Tentunya harus mulai berpikir, di mana kami bisa menjamin kontinuitas pasokan serta keamanan aset dan karyawan," kata dia dalam wawancara dengan CNBC yang dikutip Jumat, 5 April 2013.
Saat ini GM memiliki lima pabrik di Korea Selatan yang hampir seluruhnya berorientasi ekspor. Salah satu pabriknya memproduksi city car Chevrolet Spark, mobil yang dikembangkan dengan skema kerja sama bersama Daewoo. Pada Februari 2013, raksasa otomotif Amerika Serikat itu mengumumkan rencana penambahan investasi US$ 7,3 miliar atau sekitar Rp 70,8 triliun di Korea Selatan dalam lima tahun.
Jika ketegangan di Semenanjung Korea mereda, Akerson optimistis industri otomotif di AS akan menguat untuk empat atau lima tahun ke depan. Alasannya, permintaan terus melambung lantaran kebutuhan penggantian kendaraan berusia lama. "Usia mobil rata-rata sembilan tahun. Setelah itu pasti ada penggantian," katanya.
Akerson mengatakan para pelaku industri otomotif Amerika menunggu lonjakan penjualan lantaran menduga ada permintaan yang terpendam. Konsumen, kata dia, tidak secara serempak membeli kendaraan baru lantaran memiliki asumsi yang berbeda mengenai usia pakai kendaraan.
NUR ROCHMI | FERY FIRMANSYAHTopik terhangat:Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib AnasBerita terpopuler lainnya:Penyerang Cebongan Anggota Kopassus U, Kopassus Pemberondong Tahanan LP Cebongan Anggota Kopassus Buang CCTV Lapas Cebongan ke Kali Ini Peralatan Kopassus yang Serbu Lapas Cebongan Serbu Cebongan, Tiga Anggota Kopassus Turun Gunung