Moge Listrik dari Solo
Reporter: Tempo.co
Editor: Pruwanto
Kamis, 4 Juli 2013 06:15 WIB
Motor gede (moge) Harley Davidson, yang dipamerkan di Tunjungan Plasa Surabaya, Jumat (14/11). Pameran bertajuk 'Boys Toys' ini memajang beberapa otomotif khas kaum pria seharga ratusan juta rupiah. ANTARA/Eric Ireng
Iklan
Iklan

TEMPO.CO , Surakarta:Sekilas motor itu mirip motor gede buatan Amerika Serikat, Harley Davidson. Bodi motor menjorok ke depan. Tempat duduk agak jauh dari setang dan pijakan kaki krom putih. Berat motor ratusan kilogram dan tanpa kursi pembonceng.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hanya saja ada perbedaan mencolok dengan Harley Davidson. Motor warna biru dan putih itu tidak mengeluarkan suara dan asap. “Karena ini motor listrik,” ujar Dwi Rahmad, mahasiswa Diploma III Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rabu, 3 Juli 2013. Dwi merupakan anggota tim pembuatnya. Mereka menyebut timya Harlem atau Harley Electric Motorcycle>

Tim ini terdiri dari 6 mahasiswa DIII Fakultas Teknik UNS. Ada empat orang dari Teknik Mesin dan dua lainnya Teknik Otomotif. Semuanya mahasiswa semester akhir. “Harley listrik ini jadi tugas akhir kami,” kata anggota lainnya, Teguh Widiyanto.

Mereka kesengsem dengan bodi Harley sehingga sengaja meniru. Bagian depan motor yang gambot bukan untuk menampung bahan bakar, melainkan tempat empat aki kering sebagai sumber tenaga penggerak motor listrik. “Kami pakai 4 aki, masing-masing 12 Volt dan 65 Ampere,” ujar Dwi.

Pemakaian empat aki dapat dipakai menjalankan motor listrik selama 5 jam atau 65 kilometer. Kecepatan maksimalnya 80 kilometer per jam.  Di bagian setang motor berbobot 110 kilogram tersebut terdapat tiga lampu indikator, hijau, kuning, dan merah. Indikator itu menunjukkan sisa tenaga listrik. “Kalau merah berarti hampir habis,” katanya. Untuk mengisi empat aki yang sudah dijadikan satu rangkaian tersebut butuh waktu 6-7 jam.

Perakitan motor dimulai Maret 2013 dan selesai Juni 2013. Sebagian besar komponen yang dipakai buatan dalam negeri. Kecuali motor listrik yang diimpor dari Cina. “Kami membuat rangka sendiri. Bodi dibuat dari fiber,” ujarnya. Total mereka menghabiskan dana Rp 29 juta untuk Harley listrik.

Dosen pembimbing tugas akhir, Sukmaji Indro Cahyono mengatakan masih ada kekurangan di motor listrik. Misalnya ukuran aki yang besar dan waktu pengisian yang lama. “Kami terus menyempurnakan,” katanya. Kelemahan lainnya, Harley listrik tak kuat menanjak tanpa ancang-ancang.

UKKY PRIMARTANTYO

Topik Terhangat:Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta

Berita Terpopuler:PAN Tolak RUU Ormas, 'Pecat Besan!'  Ada SBY, Tepuk Tangan Meriahnya untuk JokowiRumah Banyak, Satu yang Jadi Favorit Djoko Susilo

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi