Bos Isuzu: Pasar Truk Enggak Ada Matinya!
Reporter: Tempo.co
Editor: Fery Firmansyah
Selasa, 7 April 2015 18:06 WIB
Pabrik perakitan PT Isuzu Motor Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat, 7 April 2015. TEMPO/Bambang Harymurti
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Karawang - Saat pasar mobil penumpang nonkomersial tengah mandek, lain lagi dengan kendaraan niaga alias truk dan pikap. Meski merosot, celah pasar truk dan pikap terbuka lebar lantaran tingginya kebutuhan akan kendaraan untuk mendukung operasional berbagai sektor bisnis. "Pasar truk nggak ada matinya," kata Presiden Direktur Isuzu Astra Motor Indonesia Yohannes Nangoi, saat ditemui di pabrik Isuzu, Suryacipta, Karawang, Selasa, 7 April 2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yohannes memberi contoh, saat harga komoditas seperti sawit dan batu bara anjlok, banyak kalangan yang memperkirakan pasar truk akan ikut hancur. Namun, kata dia, permintaan truk tetap tinggi untuk mendukung pembangunan proyek infrastruktur yang dijalankan pemerintah.

Selain itu, Yohannes mengungkapkan adanya celah pasar yang selama ini belum tergarap maksimal, yakni ekspor kendaraan dalam bentuk terurai (completely knock down/CKD) dan komponen. Isuzu, kata dia, saat ini menjadi pemain tunggal di segmen produk blok mesin untuk truk ringan dan medium di negara berkembang.

Untuk mendukung pasokan kendaraan niaga, Isuzu mendirikan pabrik baru dengan investasi Rp 1,7 triliun. Pabrik di Karawang seluas 30 hektare ini membuat truk ringan seri Elf dan truk medium seri Giga. Total kapasitas produksi pabrik ini mencapai 52 ribu unit per tahun, dan bisa didongkrak hingga 80 ribu unit per tahun.

Ketua Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo) Sudirman Maman Rusdi mengatakan sudah selayaknya jika kendaraan niaga menjadi tulang punggung industri otomotif. Sebab, pasar dan kendaraan penumpang nonkomersial sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah. "Sementara, kendaraan niaga justru dibutuhkan untuk membangun infrastruktur tersebut."

FERY F.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi