Toyota Yakin Teknologi Hidrogen Mirai Rajai Masa Depan
Reporter: Tempo.co
Editor: Saroh mutaya
Jumat, 22 Mei 2015 22:00 WIB
Mobil terbaru Toyota, Mirai di perkenalkan secara luas di pabrik Toyota di Tokyo, Jepang, 18 November 2014. Mirai dalam bahasa Jepang berarti `masa depan`. (AP Photo)
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Toyota yang pada November tahun lalu memperkenalkan sedan Mirai, yakin mobil teknologi hidrogen itu akan jadi kendaraan masa depan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami yang pertama mengembangkan kendaraan hybrid, yang lain akhirnya mulai mengikuti. Dan untuk kendaraan berbahan bakar hidrogen ini, kami harap juga bisa begitu," kata Technical Service Division Head Toyota Astra Motor Dadi Hendriadi pertengahan pekan ini di Jakarta.

Menurut Dadi, Toyota memandang hidrogen merupakan unsur yang paling banyak di dunia sehingga mereka meyakini bahwa nantinya hidrogen akan menjadi bahan bakar utama di dunia.

Selain itu, hidrogen sangat aman, efisien dan ramah lingkungan tanpa menghasilkan emisi karena sisa pembakarannya keluar dalam bentuk air (H20).

Mirai adalah kendaraan teknologi hidrogen pertama yang diproduksi massal oleh Toyota. FCV (Fuel Cell Vehicle) Mirai diluncurkan pada Desember 2014 dan sampai saat ini baru tersedia di Jepang dan Amerika. 

Kemampuan jelajahnya lebih panjang dengan sekali pengisian bahan bakar untuk jarak sekitar 700 km dan kecepatan maksimal lebih dari 170 km/jam. Selain itu, proses pengisian hidrogen pun lebih cepat yakini hanya sekitar 3 menit.

"Sudah dijual bebas di Jepang dan Amerika sejak tahun lalu. Kalau di kedua negara tersebut sudah ada stasiun-stasiun pengisian bahan bakar hidrogen meskipun masih terbatas," jelas Dadi.

Dadi menambahkan, di Jepang, harga untuk bahan bakar hidrogen hampir separuh dari harga bahan bakar minyak.

Mirai ternyata mendapat sambutan positif. Toyota yang awalnya hanya menargetkan penjualan 700 unit sampai Desember 2015, akan meningkatkan produksinya lagi karena banyaknya pesanan.

Mengenai kemungkinan Mirai dijual di Indonesia, Dadi mengemukakan saat ini belum waktunya.

"Kalau (dipasarkan) di Indonesia bahan bakar hidrogennya dari mana?" tutur Dadi.

 
ANTARA
Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi