Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Dia Kampung Asal Tukang Cukur Rambut Para Pemimpin

Editor

Heru Triyono

image-gnews
Seorang pemuda berlatih memotong rambut di kampung Parung, desa Bagendit, Garut, 19 Mei 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Seorang pemuda berlatih memotong rambut di kampung Parung, desa Bagendit, Garut, 19 Mei 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Garut - Dari zaman Orde Baru sampai sekarang, Kampung Parung, Desa Bagendit, Garut terus melahirkan pencukur para pejabat di posisi strategis. Dede Saefudin, bekas Kepala Desa Bagendit, misalnya, sempat menjadi tukang cukur pribadi Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban di era Soeharto, yaitu Sudomo; dan juga mantan Panglima ABRI, Faisal Tanjung. “Saya memotong rambut Sudomo ya biasa saja, sama-sama kepala juga,” kata Dede, Selasa, 19 Mei 2015.

Menurut Agus Wahidin, pencukur Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono, laki-laki di Parung itu dengan gunting sudah seperti saudara kembar. Hampir semua pemuda bisa memotong rambut dengan baik. Mereka berlatih dengan mencukur rambut anak-anak, yang dibujuk dengan bayaran Rp 500 atau Rp 1.000. "Kalau bisa mengatasi anak-anak yang tidak bisa diam saja potongannya bagus, apalagi orang dewasa."

Setelah Indonesia merdeka, sebenarnya bibit pencukur di Desa Bagendit, termasuk Parung, sudah tampak. Marso, 81 tahun, generasi pertama pencukur asal Parung, mengatakan saat itu kegiatan mencukur hanya dalam kalangan internal keluarga dan tetangga terdekatnya. Belum untuk dikomersialkan.

Namun, sejak 1949, perkembangan tukang cukur di Garut mengalami perubahan karena aksi pemberontakan kelompok Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kartosuwiryo. Setelah memproklamasikan Negara Islam Indonesia di Kecamatan Malangbong, Garut--sebelah timur Bagendit--selama belasan tahun kelompok Kartosuwiryo meneror masyarakat. Sehingga banyak warga mengungsi. "Antara 1949 hingga 1950-an warga Bagendit banyak yang hijrah," kata Dede.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagian warga Bagendit memilih mengungsi ke daerah tetangganya, seperti Bandung. Untuk bertahan hidup, profesi yang dipilih adalah tukang cukur. Generasi pertama pencukur yang waktu itu mengungsi adalah Marso, yang datang ke Bandung pada 1954. Bayaran pertama kalinya sebagai tukang cukur adalah Rp 5 per kepala. Kemudian pada 1962 ia hijrah ke Kramat Tunggak, Senen, Jakarta. "Di Jakarta, per kepala Rp 750," kata Mang Nco--panggilan akrabnya--di rumahnya.

Ketika kami temui, Marso, yang memakai baju koko biru muda dan peci, sudah susah berjalan. Sembari bicara, di jemarinya sebatang rokok tak henti diisap. Ia mengatakan semua keturunannya adalah tukang cukur. Dimulai dari anak, cucu, bahkan sampai cicit. Total jenderal, anggota keluarga besarnya yang berjumlah 30-an orang semuanya hidup dari memotong rambut.

HERU TRIYONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

13 hari lalu

 Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah (kedua dari kiri) dan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel (kedua dari kanan) menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama tentang operasional Goethe-Institut di Indonesia di Goethe-Institut Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr Stefan Dreyer (kanan) dan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati (kiri) menyaksikan penandatanganan ini. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.


3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

21 hari lalu

Sejumlah warga mengikuti tradisi keramas bersama di bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 21 Maret 2023. Tradisi keramas bersama tersebut sebagai simbol membersihkan diri menjelang Ramadan. ANTARA FOTO/Fauzan
3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.


Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

53 hari lalu

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.


Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

53 hari lalu

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.


Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

56 hari lalu

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?


Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menemui capres 01 Anies Baswedan di Yogyakarta Rabu (24/1). Tempo/Pribadi Wicaksono
Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.


Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.


Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia terpilih memimpin Kelompok Kerja Pariwisata dan Budaya ASEAN Korea Centre periode 2024. Sumber: dokumen KBRI Seoul
Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul


Ganjar Pranowo Sebut Potensi Viralisme di Ekspor Budaya Populer, Apa Maksudnya?

7 Januari 2024

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo memberikan keterangan saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Ganjar Pranowo Sebut Potensi Viralisme di Ekspor Budaya Populer, Apa Maksudnya?

Ganjar Pranowo mengatakan budaya populer nusantara dapat dipromosikan lebih luas melalui teknologi digital, yaitu viralisme.


Sandiaga Dorong Budaya Indonesia Go International: Lagu Dangdut Banyak Disetel di Korea Selatan

30 November 2023

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan keterangan pers usai acara peringatan Hari Ekonomi Kreatif Nasional di Balairung Soesilo Soedarman, Kemenparekraf, Jakarta pada Selasa, 24 Oktober 2023. TEMPO/Ami Heppy
Sandiaga Dorong Budaya Indonesia Go International: Lagu Dangdut Banyak Disetel di Korea Selatan

Menparekraf Sandiaga Uno mengklaim bahwa masyarakat Korea Selatan juga mulai menggemari budaya Indonesia atau I-Pop.