Pelambatan Ekonomi, Pasar Sepeda Motor Diprediksi Sulit Naik
Reporter: Tempo.co
Editor: Saroh mutaya
Selasa, 28 Juli 2015 20:49 WIB
Keanu Reeves mengendarai motor modifikasinya, KRGT-1 saat dilakukan uji coba sekaligus mempromosikan motornya tersebut di ajang Suzuka 8 Hours di sirkuit Suzuka, Jepang, 25 Juli 2015. KRGT-1 merupakan motor yang dibangun oleh Keanu Reeves dan Gard Hollinger di perusahan mereka, Arch Motorcycle Company. (Jun Sato/WireImage)
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku industri sepeda motor menilai pasar semester II/2015 masih berat, karena daya beli konsumen tak kunjung merangkak naik akibat pelambatan ekonomi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penjualan sepeda motor pada semester I/2015 hanya 3,174 juta unit, menurun 24,7% dari periode yang sama tahun lalu 4,216 juta unit.

Deputy 2W Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Endro Nugroho mengatakan perlu langkah konkret pemerintah dalam memperbaiki kondisi ekonomi, agar daya beli masyarakat kembali bergairah.

Dia memperkirakan penjualan motor akan sulit meningkat karena makro ekonomi belum kembali pulih. Hal itu dapat dilihat dari nilai tukar rupiah khususnya terhadap dolar Amerika Serikat masih terdepresiasi yang sangat mempengaruhi daya beli terhadap kendaraan bermotor.

Pembelian kendaraan bermotor pun sebagain besar masih dilakukan secara kredit. Menurutnya, proses kredit tersebut tergantung ketertarikan pasar yang dipengaruhi bunga yang kompetitif dan regulasi pemerintah terkait hal tersebut.

“Masalahnya adalah apakah kemampuan daya beli masyarakat sudah kembali normal atau belum ini jadi hal utama. Jika rupiah anjlok lagi pasar akan mengecil lagi,” katanya, Senin, 27 Juli 2015.

Hal itu diamini Deputy Head Sales Promotion Department PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael Chandra Tanadhi. Apa lagi, Peraturan Menteri Keuangan No 132/PMK. 010/2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan No 213/PMK. 011/2011 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor itu sudah diberlakukan 23 Juli lalu.

Dalam beleid tersebut tarif bea masuk impor sepeda motor naik dari 10% dan 20% menjadi 30% dan 40%. Dia mengatakan, dilihat dari total penjualan sepeda motor peraturan tersebut tidak akan terlalu berpengaruh karena jumlah impor yang relatif kecil.

Namun hal itu akan terasa mengurangi penjualan bagi pabrikan seperti Kawasaki. Pasalnya, dari 35 jajaran produk yang ditawarkan di pasar domestik, sekitar 30%-nya didatangkan langsung dari Jepang dan Thailand.

Dia mencontohkan, Ninja 250 yang merupakan produk impor berkontribusi hingga 20% terhadap penjualan Kawasaki di Tanah Air. Tapi, lanjutnya, penurunan penjualan akibat regulasi baru biasanya tak berlangsung lama, karena konsumen segmen premium memiliki daya beli lebih kuat.

“Pasar semester II memang masih berat, apa lagi ada bea masuk barang impor yang baru. Penurunan penjualan karena itu bisa 10% tapi paling hanya tiga bulan dampaknya seperti karena kenaikan PPH dan PPNBM itu tidak lama,” ujarnya.

Produk Baru

Di sisi lain, saat pasar lesu tidak sedikit agen pemegang merek (APM) menstimulus pasar dengan produk baru. Banyaknya produk baru yang diluncurkan karena adanya harapan dari APM terhadap kondisi ekonomi akan segera pulih.

Menurut dia, saat ekonomi melambat memang ada beberapa pabrikan yang tetap meluncurkan produk baru untuk menstimulus pertumbuhan pasar. Di sisi lain ada merek yang menahan peluncuran produk baru, menunggu daya beli kembali terdongkrak.

“Saya rasa itu startegi masing-masing merek dan tidak ada yang salah,” ujarnya.

Dari pantauan Bisnis.com, Suzuki merupakan pabrikan yang menahan peluncuran produk barunya. Pasalnya, akhir tahun lalu Suzuki berencana ‘melempar’ produk baru ke pasar awal tahun ini, namun hingga pertengahan tahun rencana tersebut belum direalisasi.

Penguasa pasar sepeda motor di Indonesia, Honda, untuk mengatrol angka penjualan tahun ini berencana akan meluncurkan hingga 14 sepeda motor baru termasuk motor gede yang resmi dirilis sebelum Ramadan lalu.

Bahkan, dari akun media sosial sepeda motor Honda, pabrikan asal Jepang itu pada Agustus nanti akan meluncurkan dua sepeda motor baru. Sedangkan kontributor penjualan sepeda motor kedua terbanyak yaitu Yamaha, sudah mengeluarkan beberapa produk baru untuk menggenjot pasar tahun ini.

Produk baru tersebut adalah Mio M3 125, NMax 155 cc, Mio Soul GT 125 di segmen skuter matik atau skutik, Jupiter MX King 150 di segmen bebek atau underbone, MT 25 dan Byson terbaru di segmen sport, serta MT 09 di jajaran motor besar.

Demikian pula dengan merek Kawasaki. Pabrikan yang kental dengan stigma pemasok sepeda motor sport itu dari awal tahun ini sudah meluncurkan delapan unit sepeda motor baru. Rencananya pabrikan asal Jepang itu masih akan meluncurkan dua jenis sepeda motor lagi pada 2015.

Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala mengatakan, produk baru hanya salah satu rangsangan untuk mengatrol penjualan. Faktor utama adalah daya serap pasar terhadap produk yang ditawarkan tersebut.

Menurutnya saat ekonomi melambat seperti saat ini dikarenakan rupiah yang terdepresiasi, inflasi yang tinggi akibat harga kebutuhan pokok yang melonjak, sebagian masyarakat menunda pembelian kendaraan bermotor yang memang merupakan kebutuhan sekunder.

 “Akan tergantung pada daya serap pasar,” ucapnya dalam kesempatan berbeda.

Dia menilai tahun ini tidak ada momen spesial untuk meningkatkan penjualan. Pasar akan kembali meningkat saat ekonomi stabil, atau jika ada momen musiman macam Lebaran, Natal dan menjelang Tahun Baru.

Executive Vice President PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Dyonisius Beti mengatakan meski dengan banyaknya produk baru sulit bagi APM untuk menyamai penjualan tahun lalu yang mencapai 7,9 juta unit.

Hal tersebut dikarenakan penjualan pada semester pertama tahun ini yang turun tajam dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Pasar memang sulit terkejar di semester kedua. Tapi dengan peluncuran produk baru kami berharap saat ekonomi kembali stabil kami sudah siap dengan line up yang ada,” tuturnya.

BISNIS

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi