Penjualan Truk Lesu, Mercedes Fokus ke Pasar Non Tambang  
Reporter: Tempo.co
Editor: Saroh mutaya
Kamis, 10 September 2015 14:04 WIB
Mercedes Benz F015. (mercedez-benz.com)
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk mensiasati penjualan truk yang lesu tahun ini PT Mercedes Benz Indonesia memperdalam penetrasi ke pasar non tambang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut District Manager Commercial Vehicle Truck PT Mercedes Benz Indonesia (MBI) Ray Andhika Monoarfa, pihaknya selama ini memang bermain di pasar truk heavy duty yang mayoritas menyasar pasar pertambangan.

“Saat pasar truk lesu kami lebih melakukan penetrasi  ke luar pasar tambang seperti dangerous goods yaitu pengangkutan untuk bahan bakar, bahan kimia, atau gas. Kami pun menyasar pasar fire fighter,logging, atau logistik kapasitas besar seperti kontainer,” katanya, Rabu (9 September 2015).

Dia mengatakan, pihaknya saat ini bermain di kelas heavy duty karena konsumen di kelas tersebut sangat memperhatikan dan membutuhkan kualitas produk yang tinggi. Ray menyebut pihaknya memiliki line up yang lengkap di segmen truk.

Akan tetapi, standardisasi kendaraan niaga pabrikan asal Jerman tersebut yang tinggi, terkadang kurang cocok bagi mayoritas konsumen truk di Indonesia. “Kami punya produk yang lengkap, tapi di Indonesia konsumen kadang tidak membutuhkan truk dengan kualitas tinggi. Hal itu pun tidak didukung regulasi memadai,” ujarnya.

Seiring pelambatan ekonomi, sektor pertambangan ikut melemah. Kondisi ekonomi yang tak membaik pun memukul pasar kendaraan niaga khususnya truk. Menilik data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penurunan total pasar truk sepanjang tahun ini lebih besar dari merosotnya total pasar mobil.

Jika total pasar mobil tercatat merosot sekitar 19%, segmen truk terjerembab hingga 30% lebih dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penjualan truk Mercedes Benz sendiri dalam kurun waktu tiga tahun terakhir masih menunjukkan grafik yang menurun.

Gaikindo mencatat, pada 2013 total penjualannya sebanyak 522 unit, dan tahu lalu menurun tajam menjadi 158 unit. Data terakhir Gaikindo menyebut, penjualan truk Mercedes Benz pada periode Januari-Juli 2015 baru menapak 40 unit.

Pengemudi punya pengaruh kuat terhadap lifetime kendaraan. Kenyataan, mereka dianggap tenaga kasar. Kita harus tempatkan mereka sebagai profesional, seiring dengan teknologi Mercedes.

Di sisi lain untuk mempertahankan loyalitas konsumen Deputy Director Service, Technic and Training PT MBI Eko Setiyodiwarno mengatakan pihaknya terus meningkatkan layanan purna jual kendaraan. Dia mengkalim pihaknya mempersiapkan teknisi dekat dengan tempat beroperasinya truk Mercedes Benz yang sudah dimiliki konsumen.

MBI pun mempersiapkan suku cadang original langsung didekat perusahaan yang menggunakan truk asal Jerman tersebut sehingga untuk keperluan suku cadang dan perawatan tidak perlu datang ke diler Mercedes Benz.

“Selain itu kami melakukan pelatihan sopir truk bagi perusahaan konsumen kami agar dalam memakai truk Mercedes Benz bisa ekonomis dan menekan biaya produksi. Mereka dapat sertifikat karena dilatih dengan pengenalan produk dan perawatan serta pemakaian yang efisien,” tuturnya.

Sementara itu, Vice President Mercedes Benz Commercial Vehicle Sales and Customer Service Olaf Petersen menyebut, untuk menggenjot penjualan pihaknya fokus pada tambang nikel dan bauksit yang nilai jualnya relatif lebih stabil.

Dia menilai, penjualan saat ini yang lesu akan bersifat sementara dan Indonesia memiliki pasar yang potensial. Dia menyabut Indonesia merupakan pasar truk terbesar bagi pihaknya di Asia Tenggara.

“Tidak baik situasi mining saat ini. Buat kami tidak melulu volume penjualan tapi kami tawarkan pilihan terbaik dan kami percaya pasar ke depan akan kembali membaik,” ucapnya.

BISNIS

Baca juga:Krisdayanti Pamer Foto Berdua Aurel, Ini CeritanyaSaingi Susi, Buwas: Kapal dan Orangnya Kami Tenggelamkan

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi