Paket Kebijakan Bisa Genjot Industri Otomotif ?
Reporter: Tempo.co
Editor: Fery Firmansyah
Rabu, 30 September 2015 15:58 WIB
Pekerja menyelesaikan perakitan mobil di pabrik Isuzu Motor Ltd, Kawasan Industri Suryacipta, Karawang, Jawa Barat, 7 April 2015. Isuzu hanya akan memproduksi dua jenis kendaraan komersial di pabrik baru ini, yakni, 45.000 unit ELF dan 7.000 unit truk menengah Giga. Tempo/Bambang Harymurti
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Karawang - Pelaku industri otomotif berharap Paket Kebijakan Ekonomi September II, yang baru saja diumumkan pemerintah, bisa terasa dampaknya dalam waktu dekat. "Saat kondisi pasar lesu, paket kebijakan diharapkan bisa membawa perubahan dengan cepat," kata Direktur Pemasaran dan Purnajual PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy di Kawasan Industri Karawang, Jawa Barat, Rabu, 30 September 2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Jonfis, industri otomotif terjegal pelemahan ekonomi dan merosotnya nilai tukar. Penjualan mobil secara nasional pada tahun ini anjlok 20 persen dibanding tahun lalu. Selain tertekan faktor perekonomian global, melemahnya daya beli masyarakat menjadi penyebab penurunan angka penjualan mobil.

Jonfis pun berharap aneka paket kebijakan yang diumumkan pemerintah bisa saling bersinergi. "Tujuannya kan satu, memperbaiki kondisi supaya pertumbuhan ekonomi meningkat," kata Jonfis. Menurut dia, upaya mengembalikan daya beli masyarakat bisa dengan cara menstabilkan kurs dolar Amerika. "Kami khawatir, kalau harga dolar tetap mahal, harga jual mobil terpaksa dinaikkan dan semakin tak terbeli," ucapnya.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Jongkie Sugiarto mengatakan paket kebijakan yang baru diumumkan tidak secara spesifik ditujukan buat industri otomotif. Karena itu, kata dia, efeknya tidak akan langsung terasa. Meski begitu, Jongkie berharap paket kebijakan ini bisa efektif.

PRAGA UTAMA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi