Ekonomi Melambat, Ini Jurus Kawasaki Bisa Tetap Kuat
Reporter: Tempo.co
Editor: Anisa Luciana pdat
Rabu, 7 Oktober 2015 14:41 WIB
Kawasaki Ninja H2 diyakini mampu mengalahkan motor tercepat Kawasaki, yakni Kawasaki ZX-14R. Tidak hanya menang atas Kawasaki ZX-14R, Ninja H2 juga diyakini mampu menyaingi motor tercepat di dunia, Suzuki Hayabusa. hdwidescreens.com
Iklan
Iklan

BISNIS.COM, Jakarta - PT Kawasaki Motor Indonesia gencar melakukan konsolidasi dengan jaringan untuk menjaga agar tidak terjadi perang diskon antar sesama diler Kawasaki, saat rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat yang dianggap semakin menekan daya beli konsumen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Deputy Head Sales Promotion Department PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael Chandra Tanadhi mengakui jika pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat  yang akhir-akhir ini bertengger di kisaran Rp 14 ribu lebih per US$ 1, sangat berdampak pada penjualan di tataran diler atau retail sales.

Sebabnya, saat rupiah tertekan dan daya beli konsumen menurun sangat memungkinkan diler banting harga sehingga antara jaringan Kawasaki yang satu dan yang lainnya terdapat potongan harga yang berbeda.

“Efeknya dolar semakin kuat sangat terasa pada September lalu sehingga kami terus melakukan konsolidasi dengan diler. Ketentuan profit bagi diler harus dijaga agar tidak terjadi perang harga dengan kesamaan diskon sehingga masing-masing diler gak banting harga,” katanya kepada Bisnis, Selasa, 6 Oktober 2015.

Dia menilai usaha tersebut akan berdampak pada sehatnya rentang pasokan dan permintaan di pasar. Michael menyebut, pihaknya sempat menaikkan harga jual sekitar 5 persen bagi semua tipe pada Juli lalu. Persentase kenaikan harga tersebut diklaim pihaknya masih bisa diterima sesuai kocek konsumen di masing-masing segmen.

Kenaikan harga tersebut menurutnya disesuaikan dengan nilai tukar Rp 13.500 per US$ 1. Dia mengakui jika pihaknya pun saat ini tengah mempertimbangkan kembali untuk mengatrol harga jual di akhir tahun jika nilai tukar per US$ 1 betah bercokol di kisaran Rp 14.500.

“Kalau bertahan di Rp 14.500 kami harus naik. Order komponen terhadap pemasok bisanya empat bulan sekali sehingga masalah harga sudah deal,” ujarnya.

Michael menyebut, kenaikan harga yang biasanya dilakukan pihaknya berkisar 3 persen hingga 5 persen. Untuk meningkatkan animo konsumen dalam membeli produknya, dia mengaku KMI menerapkan strategi konservatif seperti uang muka ringan, bunga cicilan rendah, dan paket pembelian.

Akan tetapi, ada satu cara yang terbilang ampuh saat ekonomi melambat. Yaitu dengan menjaga loyalitas konsumen melalui beragam acara yang ditujukan untuk komunitas pencinta Kawasaki. Maklum saja, Kawasaki identik dengan sepeda motor sport sehingga pelanggannya yang tidak terlalu banyak cenderung membentuk komunitas.

Di sisi lain, dia menyebut, penjualan Kawasaki secara whole sales pada September hanya menapak 10.251 unit. Jumlah itu menurun dari bulan sebelumnya yang sebanyak 11.518 unit. Jumlahnya menurun karena KMI, lanjut dia, harus menyesuaikan stok di diler dengan serapan pasar yang tertahan pelambatan ekonomi.

Michael menuturkan, secara ritel penjualan KMI pada September menurun sekitar 10 persen dari bulan sebelumnya. Meski demikian, dia tidak menyebut jumlah pasti penjualan ritel KMI. Dari data KMI, penurunan penjualan terjadi di beberapa kota-kota besar yang biasanya mencatatkan volume penjualan dalam bilangan jumbo.

“Daya beli tertahan dengan kondisi dolar seperti ini konsumen berpikir panjang untuk beli barang yang sifatnya kebutuhan sekunder,” tuturnya.

Dia menambahkan, karena pelambatan ekonomi pihaknya pada tahun ini hanya akan menambah 10 unit diler, atau berkurang dari rencana sebelumnya yang sebanyak 15 unit. Sebelum penambahan jaringan tersebut, jumlah diler yang menyokong penjualan KMI mencapai sekitar 250 unit.

BISNIS.COM

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi