Ratusan Karyawan VW Bisa Terseret Kasus Skandal Emisi
Reporter: Tempo.co
Editor: Setiawan Adiwijaya
Minggu, 15 November 2015 15:19 WIB
Aksi protes skandal emisi Volkswagen (VW). AP/Michael Sohn
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dewan Tenaga Kerja Volkswagen (VW) Bernd Osterloh menyatakan dirinya belum mengetahui jumlah pasti individu perusahaan yang terlibat dalam skandal manipulasi emisi yang sempat mencoreng nama besar raksasa otomotif Jerman itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kutipan wawancara dengan Osterloh yang dilansir dari laman Reuters, Jumat, 13 November 2015, Osterloh menyatakan jumlahnya bisa saja mencapai 50 bahkan seratus orang. “Kami belum tahu pasti,” ujarnya, yang dalam wawancara tersebut juga didampingi eksekutif brand VW, Herbert Diess.

Sama dengan apa yang sebelumnya disinggung Menteri Perekonomian Jerman Sigmar Gabriel, Osterloh sendiri pun berpendapat bahwa struktur kerja internal VW sedang bermasalah. “Tapi kalaupun saya mengambil seratus orang dari seluruh karyawan VW yang jumlahnya mencapai 600 ribu orang, saya yakin masalah itu berakar pada segelintir individu,“ ujar Osterloh.

Diess sempat menyampaikan bahwa distribusi VW di Jerman masih positif. Namun angka penjualan menurun di wilayah Eropa Selatan, Inggris, dan beberapa basis pasar global VW lainnya.

Sampai akhir Oktober 2015, VW membukukan angka penjualan yang relatif rendah dibanding perusahaan otomotif lainnya. “Langkah-langkah terkait dengan kompensasi untuk para pemilik VW akan disesuaikan secara individual tergantung kebutuhan,” kata Diess. Kompensasi adalah salah satu strategi awal VW untuk kembali membangun kepercayaan para pelanggan setia mereka.

Akhir Oktober lalu, penyelidikan pihak berwajib baru sampai pada dugaan keterlibatan 20 nama yang sangat berhubungan dengan kasus manipulasi tersebut.

Dikutip dari Reuters, Kamis, 29 Oktober 2015, seorang narasumber mengatakan ada lebih dari sepuluh manajer senior VW yang telah dibebastugaskan selama berlangsungnya penyelidikan.

YOHANES PASKALIS

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi