Ini Strategi Nissan Motor Bidik Pasar di Atas 6 Persen  
Reporter: Tempo.co
Editor: Saroh mutaya
Senin, 16 November 2015 14:02 WIB
Nissan Motor Corp mengemukakan bahwa dibangunnya Nissan Concept 2020 Vision Gran Turismo bersama bersama dengan Polyphony Digital Inc., guna ikut andil dalam permainan simulasi mengemudi Gran Turismo yang telah diikuti produsen mobil seperti Volkswagen dan Mercedes-Benz. artofgears.com
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Nissan Motor Indonesia menargetkan penguasaan pangsa pasar mobil di atas 6 persen pada tahun depan melalui tiga merek yang bernaung di bawah perusahaan tersebut, yaitu Nissan, Datsun, dan Infiniti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Steve Ardianto mengatakan, target penguasaan pangsa pasar tersebut secara bertahap ditingkatkan dari capaian tahun-tahun sebelumnya.

Dia menyebut target yang merupakan besaran pangsa pasar lebih realistis dipatok daripada jumlah volume penjualan. Sebab, kuantitas penjualan sulit diperkirakaan terlebih saat kondisi ekonomi tidak stabil yang menyebabkan pasar fluktuatif. "Tahun ini target pangsa pasar kami 6 persen dan sudah sekitar 5 persen lebih raihannya. Tahun depan kami berharap dapat di atas 6 persen," katanya.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tahun lalu, pangsa pasar NMI sekitar 4,5 persen dengan total penjualan mobil di Tanah Air sebanyak 1.208 juta unit. Pada 2014, NMI berhasil membukukan penjualan sebanyak 54.317 unit.

Perinciannya, jumlah tersebut diperoleh dari penjualan Nissan sebanyak 33.789 unit, Datsun mencapai 20.520 unit, dan Infiniti hanya 8 unit. Pada periode Januari-Oktober 2015, total penjualan NMI dari ketiga merek tersebut mencapai 45.829 unit.

Perinciannya, penjualan Nissan mencapai 22.022 unit, Infiniti 7 unit, dan Datsun sebanyak 23.800 unit. Adapun jumlah total penjualan mobil di Indonesia pada periode yang sama mencapai 853.292 unit. Dengan demikian, pada sepuluh bulan di tahun ini penguasaan pangsa pasar Grup Nissan sudah sebesar 5,4 persen.

Untuk merealisasikan hal itu, NMI akan melakukan pembaruan pada tulang punggung utama Nissan, yaitu Grand Livina pada tahun depan. "Kami akan menggenjot Grand Livina karena masalah penjualan kami di Nissan ada di segmen MPV, model lain sudah ada yang baru. Sebagian besar penjualan kami dari Grand Livina sehingga kami akan melakukan penyegaran model 2016," ujarnya.

Dia pun mengatakan ketertarikannya menyasar penjualan di segmen low sport utility vehicle (SUV) untuk memperluas pasar NMI ke depan. Steve menyebut selama ini pihaknya selalu menyasar pasar menengah ke atas khususnya di kalangan pecinta SUV melalui X Trail.

Di sisi lain, konsumen pecinta SUV masih akan berkembang namun masih terbatasi oleh harga yang relatif tinggi. Oleh karena itu, konsumen harus ditawarkan varian di bawah X Trail. Akan tetapi, dia tidak menyebut secara gamblang kapan atau seperti apa model yang dimaksud.

Steve menilai angka penjualan Datsun yang sudah diraih NMI sudah cukup memuaskan. Dengan raihan tersebut, raihan pangsa pasar Datsun di segmen low cost green car (LCGC) sesuai dengan ekspektasi pihaknya, yaitu di kisaran 17-18 persen.

Untuk menggenjot pasar Datsun ke depan, dia menuturkan harus menyasar first car buyer. Saat ini Steve mengklaim rasio pasar pembeli mobil pemula yang menjadi konsumen Datsun ada di kisaran 50 persen. Persentase tersebut diakuinya menjadi paling besar dibandingkan LCGC dari merek lainnya. "Dari ketiga brand, strateginya berbeda. Datsun lebih ke first car buyer lebih grass root sehingga kami menyasar komunitas,” ucapnya.

Meski tidak secara eksplisit, dia pun menyebut untuk memperluas pasar, Datsun NMI akan meluncurkan produk terbaru. Adapun untuk merek Infiniti, karena merupakan segmen mobil premium, pihaknya akan membuat brand tersebut lebih eksklusif.

Dia mengatakan, Infiniti harus dimulai dengan produk baru karena di kelas mobil mewah konsumen membeli kendaraan atas faktor emosional. Steve menilai, Infiniti harus berbeda dengan produk mobil mewah lainnya untuk mempertahankan ekslusivitas tersebut. "Sehingga, karakter dari Infiniti itu menjadi kuat. Karena konsumen mobil mewah di kelas ini selalu ingin berbeda dengan konsumen lainnya," imbuh Steve.  

BISNIS

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi