Samsung Berencana Terjun ke Industri Mobil Mandiri  
Reporter: Tempo.co
Editor: Widiarsi Agustina
Sabtu, 12 Desember 2015 04:44 WIB
Markas baru Samsung. twitter.com
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Samsung Electronics, Rabu lalu, mengumumkan rencananya menyiapkan sebuah tim yang akan berfokus pada pengembangan komponen otomotif dan teknologi mengemudi mandiri serta sistem hiburan. Samsung menunjuk Kwon Oh-hyun, seorang wakil pemimpin yang telah lama mengelola bisnis komponen elektronik Samsung, sebagai pengawas tim baru tersebut, seperti dilansir Mashable.com, Jumat, 11 Desember 2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa perusahaan Samsung memang sudah memiliki keterkaitan dengan bisnis otomotif. Samsung SDI memasok baterai lithium-ion untuk membuat mobil listrik. Sedangkan Samsung Electro-Mechanics, yang sudah memproduksi komponen elektronik kendaraan sejak tahun lalu, menyatakan perusahaan mereka akan memasuki bisnis komponen otomotif.

Samsung Electronics sendiri masih tertutup mengenai rencananya di bidang otomotif hingga sekarang.

Pada 1990-an, Samsung sempat memiliki bisnis manufaktur mobil di bawah kepemimpinan Lee Kun-hee, seorang penggemar mobil sport. Namun usaha bidang otomotif itu bangkrut setelah krisis keuangan menghajar Asia sekitar 1997.

Beberapa perusahaan teknologi mulai mengembangkan bisnis ke arah bisnis teknologi otomotif dan beberapa di antaranya bahkan telah membentuk kemitraan dengan perusahaan pembuat mobil.

Google, salah satunya, telah melakukan uji coba kendaraan yang bisa berjalan sendiri tanpa pengemudi selama enam tahun. Apple telah mengembangkan perangkat lunak untuk mobil yang disebut CarPlay. Sistem ini memungkinkan penggunaan iPhone untuk mengoperasikan sistem hiburan dalam kendaraan.

Pada Rabu lalu, The Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan mesin pencari Internet asal Cina, Baidu, juga tengah bekerja untuk mengembangkan mobil mandiri ini. Baidu berencana memiliki kendaraan yang bisa mengemudikan dirinya sendiri dalam waktu tiga tahun ke depan.

Pengumuman datang saat Samsung berada dalam tekanan untuk menemukan bisnis baru guna mengimbangi jatuhnya keuntungan dari bisnis penjualan ponsel pintar.

MAYA NAWANGWULAN

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi