Setelah Mati Suri, Industri Karoseri Bakal Bangkit Lagi
Reporter: Tempo.co
Editor: Setiawan Adiwijaya
Kamis, 14 Januari 2016 02:08 WIB
Ruangan penumpang Bus Tingkat seri MAN R37 milik PO Nusantara saat uji coba di jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta (9/1). Bus berseri MAN R37 yang siap dipasarkan secara massal dan dapat digunakan sebagai bus tingkat wisata ini karoserinya dilakukan di dalam negeri. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo), Sommy Lumadjeng, optimistis industri karoseri akan bangkit pada 2016. Percepatan kontrak proyek-proyek pemerintah di awal tahun menjadi salah satu alasannya. "Saya optimistis 2016 akan lebih baik dibanding tahun lalu, katanya  dalam konferensi pers, Rabu, 13 Januari 2016, di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Sommy, industri karoseri mengalami masa sulit pada 2015. Pertumbuhan pada tahun itu diperkirakan minus 20-22 persen. Ini pararel dengan turunnya pertumbuhan angka penjualan mobil baru yang dikeluarkan Gaikindo, yakni minus 16 persen. "Pola pertumbuhan industri karoseri hampir mirip dengan pola penjualan mobil baru."

Sekjen Askarindo Subagyo mengatakan pada 2015, sekitar 20-30 persen perusahaan karoseri mengalami mati suri. Sebagai industri padat karya, turunnya order cukup memukul perusahaan karoseri. "Karyawan kan banyak, tapi sepi order, lama-lama kan mati juga," kata Subagyo. Dia mengatakan jumlah perusahaan yang tergabung dalam Askarindo mencapai 519 perusahaan.

Banyaknya proyek infrastruktur, serta percepatan kontrak proyek pemerintah menjadi angin segar bagi industri karoseri. Asosiasi berharap di 2016 ada pertumbuhan positif bagi industri karoseri. "Tapi berapa prediksi pertumbuhannya kami tidak tahu, tergantung angka penjualan mobil baru oleh Gaikindo, karena polanya yang mirip," kata Sommy.

Direktur PT Global Expo Management, Baki Lee, mengatakan salah satu peluang emas industri karoseri adalah pengadaan bus oleh pemerintah. Pemerintah menyiapkan 4 ribu unit Bus Rapid System (BRT) dan 16 ribu unit non BRT pada 2016. Beberapa kota yang sudah memiliki sistem BRT  adalah Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Padang, Pekanbaru, Medan, dan Makassar. "Kebutuhan ini diperkirakan semakin meningkat mengingat pemerintah menargetkan pada 2019 semua provinsi di Indonesia harus memiliki sistem BRT," katanya.

AMIRULLAH

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi