Ford Dikabarkan Akan Bangun Pabrik Baru di Meksiko
Reporter: Tempo.co
Editor: Widiarsi Agustina
Minggu, 17 Januari 2016 04:29 WIB
Seorang karyawan sedang bekerja merakit sebuah mesin mobil, di fasilitas pabrik Ford Motor Co di Camacari, Brasil, 27 Juli 2015. Pabrik ini menggunakan peralatan canggih untuk merakit mobil. Paulo Fridman/Getty Images
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - - Ford Motor Co dikabarkan akan mengumumkan pabrik mobil baru di negara bagian Meksiko Tengah, San Luis Potosi dalam kuartal pertama. Kabar tersebut disampaikan oleh tiga pejabat Meksiko yang dekat dengan rencana perusahaan pada Kamis lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pabrik tersebut rencananya akan memproduksi sekitar 350.000 mobil per tahun. Menurut dua pejabat tersebut, investasi perusahaan tersebut harus lebih dari US$ 1,5 milyar. Salah satu dari mereka meminta agar namanya tidak disebutkan.

Pihak Ford menolak untuk mengomentari laporan tersebut. "Kami tidak akan mengomentari spekulasi itu," kata Kelli Felker, juru bicara perusahaan.

Kabar tersebut belum jelas model mana yang akan dibangun di pabrik itu nanti. Ford mengatakan pada bulan November mereka akan berhenti membangun mobil focus compact di Wayne, Michigan pada 2018. Para pejabat di serikat pekerja otomotif mengatakan pengganti Focus saat ini akan dibuat di Meksiko.

Perusahaan belum mengatakan di mana lokasi pabrik mobil tersebut. Menurut para analis, Meksiko merupakan basis produksi yang menarik bagi perusahaan mobil global. Hal ini terjadi karena Meksiko memiliki infrastruktur, pasokan, dan produktivitas yang baik.

Penurunan peso di Meksiko baru-baru ini terhadap dolar dari 18 pada sekitar 13 pada pertengahan 2014 juga telah membuat negara itu lebih menarik bagi produsen AS.

Pabrik di San Luis Potosi akan menjadi terobosan dalam serangkaian pertaruhan besar pada sektor otomotif Meksiko, yang mana investasi total di industri ini telah mencapai US $ 19 milyar pada dua tahun pertama dalam pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto. Presiden menjabat pada Desember 2012 lalu.

REUTERS | LARISSA HUDA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi