Penjualan Mobil Turun 16 Persen, Mobil Sport Paling Diminati  
Reporter: Tempo.co
Editor: Clara Maria Tjandra Dewi H.
Rabu, 27 Januari 2016 14:28 WIB
Honda memperkenalkan mobil sport-utility vehicle (SUV) terbarunya, Honda HR-V dalam pameran Indonesia International Motor Show di Jakarta, 18 September 2014. Dimas Ardian/Bloomberg via Getty Images
Iklan
Iklan

TEMPO.COJakarta - Vice President Automotive and Transportation Asia Pasific di Frost and Sullivan Vivek Vaidya mengatakan total volume industri di Indonesia (TIV) menurun sebanyak 16 persen menjadi 1.013.000 unit. Menurut Vivek, hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan ekonomi dan rendahnya kepercayaan konsumen yang lebih besar yang merupakan imbas dari kebijakan stimulus pemerintah serta kebijakan moneter yang semakin mengendur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Walaupun pasar kendaraan Indonesia menurun, kendaraan tipe low-cost green cat (LCGC) merupakan tipe kendaraan yang paling bertahan, sedangkan kendaraan tipe sport utility vehicle (SUV) menunjukkan peningkatan yang pesat pada tahun lalu," kata Vivek di Fairmont Hotel, Rabu, 27 Januari 2016.

Vivek mencatat peningkatan pasar kendaraan SUV didukung oleh model terbaru yang diluncurkan. Selain itu, mobil jenis ini berhasil melampaui kendaraan dengan segmen multi-purpose vehicle (MPV) dan sedan. Beberapa merek dianggap Vivek sukses meluncurkan model baru lewat agenda Auto Show.

Menurut Vivek, Honda merupakan salah satu produk yang bisa dikatakan berhasil mendapatkan pasar tahun lalu. Hal ini bisa dilihat dari keberhasilan Honda Mobilio serta resposn baik terhadap HR-V. Selain itu, inisiatif pemerintah Indonesia dengan menurunkan uang muka untuk pembelian kendaraan bermobil dari 30 persen menjadi 25 persen turut membawa dampak yang signifikan.

Peningkatan ekonomi yang hanya mencapai 4,7 persen pada tahun lalu, kata Vivek, merupakan pertumbuhan terendah dalam satu dekade. Angka tersebut dinilai tidak cukup untuk mempertahankan momentum yang diperlukan oleh sektor otomotif untuk tumbuh dan berkembang.

Vivek berujar, "Perlambatan ekonomi dan penurunan permintaan di negara tujuan ekspor utama seperti Cina juga memberikan kontribusi terhadap perubahan pasar." Meskipun demikian, Vivek menjelaskan Indonesia masih mempertahankan posisinya sebagai pasar otomotif terbesar di ASEAN.

LARISSA HUDA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi