Indonesia Berpeluang Jadi Pusat Produksi Mobil ASEAN
Reporter: Tempo.co
Editor: Setiawan Adiwijaya
Rabu, 9 Maret 2016 09:15 WIB
Pekerja menyelesaikan pembuatan mobil di pabrik Karawang 1 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Jawa Barat, 26 Januari 2016. Pabrik ini memproduksi Kijang Innova serta Fortuner dengan kapasitas mencapai 130.000 unit pertahun atau setara 1,8 menit untuk memporduksi satu mobil. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia secara perlahan dapat menggantikan Thailand sebagai pusat produksi otomotif utama di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Menurut Kepala Sektor Otomotif Global Ipsos Business Consulting, Markus Scherer, potensi itu terlihat dari tren output produksi kendaraan, perkembangan kebijakan, dan perbaikan infrastruktur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Indonesia akan terus meningkatkan kapasitas produksi, konsumsi domestik dan volume ekspor sekaligus," kata Scherer dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu 9 Maret 2016. Menurut Scherer, potensi itu tentunya berimplikasi besar bagi produsen dan penyuplai suku cadang otomotif.

Selama ini, Thailand menjadi produsen mobil terbesar di Asia Tenggara. Volume produksi mobil Thailand per tahun sekitar 2 juta unit dibandingkan Indonesia dengan jumlah sekitar 1,1 juta unit di tahun 2015.

Sebagai produsen otomotif terbesar kedua, Indonesia belum mampu mengimbangi Thailand dalam membangun pasar ekspor. Indonesia  mengekspor hanya 23 persen dari produksi domestiknya di tahun 2015, sementara Thailand mampu mengekspor hingga 55 persen.

Baca Juga: Mahasiswa UI Ciptakan Mobil, Juarai Kontes Internasional

Di tahun 2015, kesenjangan produksi antara dua negara adalah sekitar 810,000 unit Namun pada  2020, selisihnya diperkirakan mengecil menjadi hanya 465,000 unit. "Agar Indonesia dapat menggantikan Thailand sebagai pusat produksi mobil nomor satu di ASEAN, kesenjangan tersebut harus dapat diatasi," Scherer berujar.

Ipsos Business Consulting meyakini  perbaikan ini dapat dicapai melalui kombinasi solusi. Yakni peningkatan utilisasi pabrik dan investasi.  Di tahun 2015, Indonesia memiliki kapasitas produksi terpasang hingga dua juta unit kendaraan, namun hanya sekitar 62 persen yang dimanfaatkan.

"Indonesia harus meningkatkan investasi lanjutan hingga US$ 2,6 miliar untuk pembuatan pabrik baru atau untuk peningkatan kapasitas pabrik,dengan asumsi tingkat utilisasi tetap sama," ucap Scherer.

SETIAWAN ADIWIJAYA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi