Menjajal Keganasan Ferrari, Begini Triknya  
Reporter: Tempo.co
Editor: Fery Firmansyah
Senin, 2 Mei 2016 06:38 WIB
Mobil Ferarri California T di Sentul City, Bogor Jawa Barat, 27 April 2016. California T merupakan keluaran teranyar di keluarga mobil sport, Ferrari. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menjajal sebuah mobil super alias supercar membutuhkan banyak persiapan. Selain nyali dan skill mengemudi di atas rata-rata, menyetir mobil dengan performa tinggi butuh kestabilan emosi plus kesabaran. Jika tidak, salah-salah Anda malah celaka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal ini saya alami saat menjajal Ferrari California T di seputar Jakarta dan Bogor pada Rabu, 27 April 2016. Tim dari Ferrari mengatakan supercar ini adalah versi paling jinak dari semua mobil keluaran pabrik berlogo kuda jingkrak itu. Namun, bila menilik performanya di atas kertas, mesin V8 3,9 liter dengan torsi 752 newton meter plus power 522 daya kuda tersebut menunjukkan bahwa ini bukan mobil mewah biasa.

Menjelang sampai di gerbang Jalan Tol Cibubur, perasaan saya kian tegang. Rasanya tak sabar untuk gaspol, memacu California T hingga batas kemampuannya. Namun saya bimbang lantaran belum mengetahui kondisi jalan yang akan saya hadapi.

Beruntung saya sempat mengobrol bersama Renaldi Hutasoit, pembalap nasional yang kerap berlaga di Ferrari Challenge Asia Pacific. Renaldi mengatakan sebetulnya supercar seperti model-model buatan Ferrari juga bisa melaju normal layaknya mobil biasa.

Hanya, kata Renaldi, si pengemudi harus menjaga emosi saat duduk di belakang setir. Kecerobohan yang sering terjadi adalah si pengendara supercar terpancing untuk mengebut saat melihat jalanan kosong. “Padahal, jika skill mengemudinya masih rendah, mobil ini susah dikendalikan dan bisa menyebabkan kecelakaan,” tutur Renaldi. Meski California T dianggap "kelas jinak-nya" Ferrari, Renaldi berpesan, “Tenaganya tak boleh dianggap enteng.”

Beberapa menit kemudian, ucapan Renaldi saya buktikan sendiri. Sesaat selepas melewati gerbang jalan tol, adrenalin saya mengalir deras lantaran melihat jalanan mulus, lurus, dan lengang. Pedal gas pun saya injak perlahan, sebelum kemudian dipijak dalam-dalam. Bunyi khas knalpot supercar pun meraung merdu dan badan saya terbenam dalam jok bucket-nya. Sensasi kick down yang menyenangkan.

Dengan performa mesin biturbo-nya, California T bisa saya ajak melesat dari 0 hingga 100 kilometer per jam, kurang dari 5 detik. Tanpa getaran di setir dan kabin, tanpa raungan berlebihan, kecepatan 150 kilometer per jam seperti tak terasa. Di tengah asyiknya memacu California T, saya teringat ucapan Renaldi soal emosi, feeling, dan kesabaran. Saya lirik spidometer. Ya Tuhan, nyaris melampaui 200 kilometer per jam.

Jalan Tol Jagorawi masih sepi. Tapi saya tak terpancing. Perlahan pedal gas saya lepas. Level shifter pun diturunkan. Meski kencan dengan Ferrari California T tak berlangsung seharian, saya cukup puas lantaran bisa mengebut pol tanpa kehilangan feeling dan melaju dengan emosi yang terjaga.

PRAGA UTAMA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi