Tiga Masalah pada Bus yang Sering Terjadi Saat Mudik
Reporter: Tempo.co
Editor: Praga Utama TNR
Jumat, 17 Juni 2016 08:01 WIB
Suasana H-3 Lebaran di dalam terminal bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur (5/8). Jumlah penumpang angkutan bus pada arus mudik 2013 berkurang karena maraknya program mudik bersama yang diselenggarakan sejumlah perusahaan dan instansi pemerintah. TEMPO/Dwianto Wibowo
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) mengimbau para operator dan perusahaan otobus (PO) menyiapkan angkutannya dengan baik sebelum masa mudik dimulai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami berharap masa mudik tahun ini berjalan lancar dan aman," kata Senior Executive Service & Parts HMSI Irwan Supriyono di kantornya, Kamis, 16 Juni 2016.

Menurut Irwan, asalkan bus rutin menjalani servis dan diuji kelaikannya (kir) setiap enam bulan, bus pasti layak dioperasikan. "Walau begitu, masih ada hal teknis yang harus diperhatikan untuk mencegah masalah di perjalanan."

Berdasarkan catatan Hino, pada masa mudik tahun lalu, ada 1.191 unit bus yang mendatangi sembilan posko mudik Hino di sepanjang jalur Sumatera dan Jawa. Rata-rata, kata Irwan, bus-bus yang diperiksa di posko mengalami masalah serupa.

Masalah yang paling sering terjadi adalah pada sistem pengereman. "Banyak bus yang remnya harus disetel ulang agar lebih pakem." Masalah kedua yang banyak ditemukan adalah kopling yang keras atau susah pindah gigi.

Jarak tempuh dan beban kerja bus yang meningkat saat musim mudik, menurut Irwan, membuat komponen kopling cepat aus, sehingga dalam perjalanan perpindahan transmisi bus menjadi seret.

Adapun masalah ketiga adalah sistem kelistrikan. "Teknisi kami di lapangan sering menemukan bus yang lampunya mati karena sekringnya putus."

Ketiga macam masalah ini, dia menambahkan, bisa ditangani di posko mudik Hino. Tahun ini, Hino membuka 11 posko mudik yang tak cuma menyediakan layanan pemeriksaan dan perbaikan kendaraan, tapi juga suku cadang.

PRAGA UTAMA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi