Tanda-tanda Pembubaran Ford Dirasakan Diler Sejak 2015
Reporter: Tempo.co
Editor: Praga Utama TNR
Senin, 27 Juni 2016 19:40 WIB
Suasana servis center dan penjualan mobil Ford di Jakarta, 26 Januari 2016. Penutupan Ford Motor Indonesia meliputi dealership serta menghentikan penjualan dan impor resmi semua kendaraan Ford. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPara pengusaha diler Ford di Indonesia menyatakan sudah merasakan gelagat aneh sebelum agen pemegang merek kendaraan asal Amerika Serikat, Ford Motor Indonesia, mengumumkan mundur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Salah satunya pengurangan pasokan kendaraan baru, padahal permintaan sedang tinggi," kata Ketua Dewan Pengusaha Diler Ford Indonesia Andee Yoestong dalam konferensi pers di SCBD, Senin, 27 Juni 2016. "Pengurangan pasokan itu terasa sejak 2015."

Pada Januari 2016, FMI mengumumkan menghentikan seluruh operasinya pada akhir tahun ini. Alasan mereka mundur dari Indonesia adalah karena tak mampu bersaing di pasar otomotif nasional.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Ford pada 2015 lalu memang anjlok menjadi hanya 6.066 unit. Padahal di 2014, mobil mereka terjual hingga 11.958 unit.

Andee mengungkapkan, memasuki 2016 Ford Motor Indonesia bahkan menyampaikan kepada para diler target penjualan di tahun ini hanya 3.000 unit. "Beberapa model baru pun tak segera didistribusikan kepada diler."

Dalam rencana bisnis tahun ini, kata Andee, para diler bahkan tak diberi target penjualan. "Ternyata benar, pada 25 Januari mereka mengumumkan mundur, kami sama sekali tak diajak bicara sebelumnya."

Karena merasa dirugikan pada Juni ini enam mitra usaha Ford melayangkan dua somasi kepada FMI untuk minta jaminan kepastian usaha di masa depan. "Tapi dua surat somasi itu belum ditanggapi," kata kuasa hukum para pengusaha, Harry Ponto.

Jika somasi ini masih didiamkan, ujar Harry, pengusaha berniat menuntut ganti rugi Rp 1 triliun. "Itu belum seberapa, karena setiap pengusaha mengeluarkan dana minimal Rp 20 miliar untuk membangun satu diler, belum termasuk membeli tanah."

Dihubungi terpisah, Direktur Komunikasi FMI Lea Kartika Indra menjelaskan, FMI belum menerima gugatan apapun dari para pengusaha diler. "Jadi kami belum bisa memberikan pernyataan spesifik." Tapi, ujarnya, FMI akan terus melibatkan para diler dalam penerapan rencana keluarnya Ford dari Indonesia pada akhir 2016 ini.

"Prioritas kami tetap sama, yakni memastikan pelanggan kami terus menerima dukungan servis, suku cadang, dan garansi," kata Lea.

PRAGA UTAMA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi