Penjualan Turun Terus, Toyota Thailand Pangkas Jumlah Pekerja
Reporter: Tempo.co
Editor: Praga Utama TNR
Senin, 11 Juli 2016 17:14 WIB
REUTERS/Toru Hanai
Iklan
Iklan

TEMPO.COBangkok - Unit usaha Toyota Motor Corporation di Thailand dalam waktu dekat akan memangkas sejumlah 800 subkontraktornya. Perlambatan ekonomi di Negeri Gajah Putih dan masih tidak pastinya kondisi perekonomian global menjadi alasan pengambilan langkah ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden Serikat Pekerja Toyota Thailand Phupal Samata mengatakan kondisi demikian telah membuat perusahaan harus mengurangi volume produksi, kerja lembur, serta pembayaran gaji kepada para pekerjanya. 

"Perusahaan menawarkan skema penghentian ikatan kerja ini secara sukarela kepada 800 subkontraktor, tapi pekerja mengajukan lebih dari itu," kata dia seperti dikutip dari Reuters, Senin, 11 Juli 2016.  

Sebagian besar pekerja, kata Phupal, memilih berhenti dari pekerjaannya karena sudah tak ada uang lembur dari perusahaan. "Mereka ingin mencari pekerjaan baru." 

Di Thailand, Toyota memiliki 18 ribu pekerja yang 40 persen di antaranya berstatus subkontraktor. Perusahaan asal Jepang ini menjadi penguasa pasar otomotif lokal Thailand dengan menguasai sepertiga pasar di sana.

Pasar otomotif Thailand memang terus menurun setiap bulan sejak 2013. Tepatnya sejak subsidi kendaraan oleh pemerintah dicabut. Pada Januari tahun ini, Toyota sudah memprediksi penjualan mobil domestik di negara itu turun 10 persen dari penjualan tahun lalu yang mencapai 720 ribu unit. Angka penjualan Toyota pun diperkirakan ikut turun 9,8 persen dari tahun lalu.

Meski Toyota akan mengurangi pekerja, para pengusaha otomotif Thailand menganggap kondisi itu tidak akan menular ke perusahaan lain. "Masih ada harapan penjualan tahun ini membaik karena angka produksi, ekspor, dan penjualan mobil dalam negeri pada Mei lalu naik," kata juru bicara Federasi Industri Otomotif Thailand, Surapong Paisitpattanapong.

REUTERS | PRAGA UTAMA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi