Tax Amnesty Diimpikan Jadi Angin Segar Industri Otomotif
Reporter: Tempo.co
Editor: Saroh mutaya
Kamis, 25 Agustus 2016 01:15 WIB
Ajang pameran mobil-mobil klasik hingga mobil konsept, Concorso d'Eleganza Villa d'Este 2016 yang di adakan di Milan, Italia ini menghadirkan 6 mobil konsept, salah satunya adalah Aston Martin Vanquish Zagato 2016. coachbuild.com
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan pemerintah memberlakukan amnesti pajak (tax amnesty) diharapkan membawa angin segar atau stimulus guna mendongkrak bisnis mobil mewah di Indonesia pada tahun-tahun mendatang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Endy Kusumo, Chief Operating Officer Aston Martin Jakarta, mengatakan, selain pelaku industri otomotif, banyak pelaku bisnis di Indonesia yang menunggu manfaat dari program pengampunan pajak.

"Itu yang kami harapkan. Mudah-mudahan dengan adanya tax amnesty dapat membawa angin segar bagi industri otomotif keseluruhan dan sampai ke industri otomotif luxury (mewah)," kata Endy Kusumo dalam peluncuran Aston Martin DB11 di Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016.

Untuk itu, Endi mengatakan, Aston Martin Jakarta sedang mengamati respons masyarakat terhadap kebijakan tersebut. Amnesti pajak akan menarik dana simpanan warga Indonesia di luar negeri sehingga mengalir ke Indonesia dan bisa digunakan masyarakat kaya raya untuk berbelanja, salah satunya membeli mobil mewah.

"Mudah-mudahan (manfaat tax amnesty cepat terasa), kami sedang menunggu. Tax amnesty juga baru digulirkan, bukan?" kata dia.

"Kami mau lihat bagaimana respons masyarakat terhadap tax amnesty, mudah-mudahan benar membawa angin segar, bukan hanya untuk kita, tapi ekonomi secara keseluruhan," ujar dia.

Lebih lanjut, kendati tidak menyebutkan angka, Endi mengakui bahwa penjualan mobil mewah pada 2016 sangat ketat dan sulit.

"Terus terang, lagi susah. Kalau ada yang bilang bagus, itu hebat. Enggak ada yang bagus sekarang. Namun kami punya regulasi dengan principal bahwa the show must going on. Susah atau senang, mesti berjalan," kata dia.

Ketika ditanya wartawan soal perkiraan pasar dan penjualan, ia mengatakan, "Prediksi boleh prediksi, tapi tidak boleh mendahului market, itulah kenyataannya. Sepandai-pandainya menghitung, tetap lapangan yang menentukan."

ANTARA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi