Pasar Produk Onderdil Domestik Berpeluang Tumbuh Pesat
Reporter: Tempo.co
Editor: Setiawan Adiwijaya
Kamis, 22 September 2016 21:49 WIB
Pusat penjualan onderdil mobil di Kelapa Gading Permai, Jakarta. TEMPO/Arif Fadillah
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil studi terbaru konsultan bisnis, Ipsos Bussiness Consulting Indonesia, memproyeksikan terjadi  pertumbuhan populasi kendaraan yang habis masa garansinya hingga 9,7 persen pet tahun sepanjang 2015-2020.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi ini, membuat produk onderdil otomotif di segmen aftermarket, memiki peluang pertumbuhan yang demikian besar. Menurut Head of Consulting Ipsos  Consulting Indonesia, Douglas Cassidy, industri produk otomotif di segmen aftermarket memiliki peluang pertumbuhan pertumbuhan yang demikian besar baik bagi produsen lama maupun baru. Lebih dari 11 juta kendaraan penumpang yang akan habis masa garansi perawatannya pada 2020.

"Berkembangnya pasar mobil bekas di Indonesia, membantu  meningkatkan permintaan produk-produk aftermarket," kata  Cassidy di Jakarta, Kamis 21 September 2016.

Cassidy menambahkan konsumen memilih membeli kendaraan bekas karena harganya yang lebih murah. Disamping itu juga  terbatasnya ketersediaan diler  resmi mobil baru.

Brenda Karnadi, konsultan di Ipsos, mengatakan kalangan produsen suku cadang otomotif akan terus bergantung pada peritel atau toko onderdil untuk memastikan cakupan distribusi yang luas yang menjangkau konsumen.

"Kalangan produsen suku cadang menghadapi tantangan utama dalam mengidentifikasi dan mengendalikan pihak distributor yang berkualifikasi dan memiliki akses luas ke saluran-saluran pemasaran tradisional seperti toko-toko onderdil dan bengkel-bengkel independen," ucapnya.

Menurut Brenda, meskipun banyak bengkel independen tidak resmi terus mendominasi pasar karena mampu menawarkan biaya yang lebih murah serta beragam layanan yang berstandar baik, bengkel-bengkel resmi  mampu meraih popularitas karena kualitas layanan dan produk mereka yang lebih tinggi.

"Munculnya banyak bengkel bermerek memungkinkan produsen suku cadang memasarkan produk-produknya secara langsung ke gerai-gerai ritel bermerek ketimbang  menjual produk-produk mereka melalui saluran penjualan tradisional yang terfragmentasi," jelas Brenda.

SETIAWAN ADIWIJAYA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi