Presdir Nissan Antonio Zara: Cobalah Datsun
Reporter: Tempo.co
Editor: Abdul Malik
Senin, 23 Januari 2017 12:00 WIB
Presiden Direktur Nissan Motor Indonesia Antonio Zara. TEMPO/Praga Utama
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Antonio Zara disebut-sebut punya tangan dingin di industri otomotif. Di Filipina, pria yang akrab disapa Totti ini berhasil mendongkrak pangsa pasar Nissan hingga 65 persen dalam setahun. Karena itulah petinggi Nissan kemudian menugaskan Totti memimpin Nissan Motor Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi agaknya dia datang pada saat yang kurang tepat. Saat tiba setahun lalu, pasar otomotif Indonesia tengah lesu. Totti mengakui penjualan Nissan sepanjang 2016 sangat berat. “Very tough,” katanya kepada Praga Utama dari Tempo di kantornya, Kamis dua pekan lalu.

Tapi Totti tak gentar dan menargetkan pangsa pasar Nissan akan tumbuh dari 5 persen menjadi 10 persen pada 2020. Apa saja strategi yang dia terapkan? Berikut ini petikan wawancaranya.

Seperti apa Anda memandang perbedaan antara pasar otomotif Filipina dan Indonesia?Perbedaannya banyak. Di sana, Nissan relatif baru dan mendirikan joint venture bersama distributor lokal pada 2014. Sejak itu, pertumbuhannya sangat bagus, karena kami meluncurkan banyak produk baru. Tapi saat saya masuk Indonesia, Nissan belum punya produk baru.

Baca : Nissan GT Academy 2017, Begini Target Nissan Indonesia

Bagaimana Anda memandang prospek pasar otomotif di Indonesia?Saat ekonomi dunia slow down, kami melihat pasar otomotif Indonesia stabil di angka 1 juta unit. Bandingkan dengan Thailand, yang anjlok dari 1 juta menjadi 700 ribu unit. Peluang kami adalah rasio kepemilikan mobil masih kecil. Jadi, peluang untuk terus tumbuh sangat besar. Karena Nissan menetapkan target 8 persen market share global pada 2020, kami ingin menjadi kontributor dengan menguasai 10 persen pasar Indonesia pada 2020.

Apa evaluasi untuk kinerja tahun lalu?Sangat berat, apalagi kompetitor meluncurkan banyak produk. Penjualan kami hanya 42 ribu unit, turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 50 ribu unit. Harus diakui, penurunan ini karena kemunculan pesaing Datsun di segmen low cost-green car, sehingga posisi dominan kami tergeser. Faktor lainnya, volume penjualan Livina dan X-Trail menurun. Segmen medium sport utility vehicle juga menurun karena ada small and big SUV. Preferensi konsumen pindah ke sana. Sayang, kami hanya punya satu produk.

Strategi apa yang akan Anda lakukan untuk memperbesar market share Nissan di Indonesia?Hanya ada satu cara, kami harus meluncurkan produk yang relevan dengan pasar, harga terjangkau, dan berfitur bagus. Selain itu, Nissan harus masuk ke banyak segmen dan memperkuat jaringan dealer. Saat ini, kami sudah punya 120 outlet, dalam jangka pendek, kami akan tambah menjadi 140-150 outlet.

Harus diakui, Nissan menghadapi sejumlah masalah, yakni persepsi konsumen bahwa jaringan dan layanan purnajualnya masih jelek. Sebaliknya, persepsi konsumen terhadap jaringan dan layanan purnajual Datsun justru sangat baik. Jadi, untuk Nissan, yang harus ditingkatkan adalah purnajual, sedangkan Datsun butuh brand awareness.

Apa saja upaya Anda untuk memperbaiki layanan purnajual?Bulan ini kami meluncurkan program gratis biaya jasa servis untuk 50 ribu kilometer pertama bagi pemilik Nissan dan Datsun. Dengan program ini, kami menghitung biaya kepemilikan kendaraan Nissan dan Datsun akan lebih murah 20 persen dibandingkan dengan merek lain. Setelah itu, kami akan meluncurkan program garansi suku cadang, serta layanan pemesanan suku cadang secara online.

Baca : Tayangan Reality TV Show Nissan GT Academy Dimulai

Kapan Nissan dan Datsun membawa produk baru?Dalam waktu 2-3 tahun ke depan, kami akan meluncurkan 6 sampai 8 produk baru.

Segmen mana yang Anda incar untuk mengerek penjualan?Kami harus masuk ke banyak segmen. Saya percaya low cost-green car akan terus tumbuh dan tidak memakan segmen multi-purpose vehicle (MPV). Di segmen SUV, kami menjadi pemain utama dengan X-Trail. Karena itu, dari 6 sampai 8 produk baru yang akan kami bawa ke sini, beberapa di antaranya SUV.

Bagaimana memperkuat posisi Datsun di segmen LCGC, terlebih ada pesaing baru Toyota Calya dan Daihatsu Sigra?Kami harus lebih mempopulerkan merek ini. Dan orang harus tahu bahwa Datsun memiliki keunggulan yang hanya bisa dirasakan jika kita sudah mencobanya. Biaya kepemilikan dan perawatannya pun murah. Agar pasarnya kian besar, kami akan menyegarkan produk ini dengan mengeluarkan Datsun Go special edition bulan depan.

Datsun baru akan memakai transmisi otomatis? Bagaimana dengan peluncuran Datsun Go-Cross?Akan datang. Ha-ha-ha… pokoknya lebih cepat daripada yang Anda perkirakan. Kami yakin kalau sudah masuk sambutannya akan bagus. Ini akan membuat segmen baru.

Kenapa Anda tidak menjual paket aksesori maupun performa Nissan, seperti Nismo dan Autech? Pasarnya sudah mulai ada di Indonesia...Nismo itu benar-benar untuk performa, jadi tak bisa sembarangan dipasang pada produk kami. Sedangkan Autech untuk penampilan, dan sudah diterapkan pada beberapa produk, seperti Livina. Kami mempertimbangkan untuk membawa Nismo, tapi menunggu waktu yang tepat.

Baca : Donald Trump Menggertak, Begini Respons Industri Otomotif

Adakah rencana membawa mobil sport seperti Nissan GT-R ke Indonesia?Di Filipina, sambutannya lumayan bagus. Dalam tiga bulan, Nissan GT-R bisa terjual 25 unit. Bahkan sekarang orang harus menunggu 3-4 bulan. Tapi saya merasa potensi mobil ini tidak terlalu besar di Indonesia. Di antara model-model yang akan datang, GT-R bukan prioritas kami.

Apa pengaruh akuisisi Mitsubishi oleh Nissan?Keduanya harus sama-sama besar, apalagi Mitsubishi punya posisi kuat di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami pun punya kesempatan untuk berbagi platform produk. Dalam industri otomotif, aliansi antarmerek biasa dilakukan karena produksi mobil butuh modal besar.

Benarkah Nissan akan memakai platform MPV XM Concept yang diperkenalkan Mitsubishi?Ya. Kami sudah meresmikan proyek MPV untuk kawasan Asia Tenggara bersama Mitsubishi.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi