TEMPO.CO, Jakarta - Milan - Produsen mobil mewah asal Italia, Ferrari, mencatatkan kenaikan laba sebesar 38 persen pada kuartal keempat tahun lalu. Dalam laporan korporasinya, Ferrari menyebut pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) pada Oktober-Desember naik hingga 251 juta euro.

Penjualan mereka juga naik 12 persen menjadi 836 juta euro dari target 815 juta euro. Hal ini turut dibantu dari penjualan mobil model 12-silinder, seperti GTC4Lusso dan LaFerrari Aperta sebesar 11 juta euro.

Baca Juga: Ferrari Bentangkan Karpet Merah buat Schumacher Yunior

Saham Ferrari tercatat naik lebih dari 4 persen menjadi 60,75 euro pada Kamis, 2 Februari 2017. Capaian ini merupakan yang tertinggi sejak debut mereka pada Januari 2016.

Pada tahun ini, Ferrari memperkirakan EBITDA mereka akan mencapai lebih dari 950 juta euro dengan penjualan di atas 3,3 miliar euro. Utang bersih turun menjadi 500 juta euro dari 653 juta euro pada akhir tahun lalu.

Sementara itu, analis memperkirakan, pada 2017, EBITDA Ferrari berkisar 921 juta euro dan penjualan mereka sebanyak 3,29 miliar euro.

"Investor akan menganggap Ferrari meninggalkan beberapa hal terbalik di 2017 dan mencoba untukmengikuti pola 2016 dari 'Beat and Raise'," kata analis dari Evercore ISI, George Galliers, dikutip dari Autonews, Kamis.

Baca: Nissan Motor Tawarkan Cara Murah Menuju Mobil Listrik

Pisah dari Fiat Chrysler sejak Januari tahun lalu membuat Ferrari berada di bawah tekanan. Mereka dituntut dapat meraih keuntungan tanpa dukungan dari induk yang besar dan tanpa mengorbankan mereknya yang eksklusif.

Dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-70, Ferrari akan mengeluarkan mobil seri tailor-made yang semua terinspirasi oleh model ikonik masa lalu. Direncanakan sekitar 8.400 kendaraan siap dikirim pada tahun ini.

AHMAD FAIZ | AUTONEWS