Prototipe Mobil Pedesaan Ditargetkan Rampung Agustus 2017
Reporter: Tempo.co
Editor: Setiawan Adiwijaya
Minggu, 5 Februari 2017 14:51 WIB
Salah satu prototipe mobil pedesaan yang dipamerkan pada acara peluncuran Kebijakan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) IKM di Desa Tumang, Boyolali, 30 Januari 2017. Kemenperin
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian tengah membangun prototipe kendaraan niaga multiguna yang ditargetkan rampung pada Agustus 2017. Mobil ini  diharapkan mampu memudahkan aktivitas masyarakat di daerah dengan fungsinya sebagai alat angkut hasil pertanian dan perkebunan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kendaraan pedesaan adalah wujud kemandirian industri nasional karena 100 persen komponennya dari dalam negeri. Kendaraan ini juga diharapkan mendorong kegiatan ekonomi di pedesaan, termasuk bagi sektor industri kecil dan menengah (IKM)," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Minggu 5 Februari 2017 seperti dikutip dari Antara.

Baca: Mobil Pedesaan Diproduksi di Bengkel Karoseri Lokal

Menurut Airlangga, pembuatan mobil pedesaan ini adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat desa terhadap alat angkut yang laik jalan. "Jadi mobil ini didesain pergerakannya four wheel drive dan modelnya seperti pickup, roda empat dan bagian belakangnya bisa diubah-ubah sesuai aktivitasnya sehingga bisa membawa alat atau hasil pertanian," ucapnya.

Untuk variannya, kata Airlangga, akan mengikuti kontur pedesaan masing-masing. "Sekarang sudah ada lima prototipe, sudah tes jalan 100.000 kilometer, sudah uji emisi dan hasilnya lulus. Tetapi kami masih perbaiki desain dan kelengkapan dari kelima prototipe tersebut," ucap Airlangga.

Airlangga menjelaskan Kemenperin membuka kesempatan kepada siapa pun yang ingin memproduksi prototipe mobil desa yang akan dibanderol sekitar Rp 60 juta per unit. "Rp 60 juta itu basis produk, nanti tinggal ditambah aksesorisnya. Desain yang dilakukan Kemenperin ini sifatnya open source, jadi produksi bisa di berbagai tempat termasuk di bengkel-bengkel desa."

Selain menciptakan prototipe, Kemenperin juga akan menetapkan standar produk serta mentransfer teknologi kepada para peminat yang ingin membuat mobil desa tersebut. Bahkan, Kemenperin optimistis, peluang pasar untuk kendaraan kecil ini masih cukup besar dengan segmen di bawah 1000 cc.

Simak: Penawaran Menarik untuk Pembelian Mitsubishi Triton dan L300 Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan menyampaikan, mobil pedesaan ini akan dijadikan pengganti dari kendaraan angkut pertanian seperti grandong.

"Selama ini, untuk mengangkut hasil pertanian, para petani membuat alat angkut rakitan dari mesin diesel. Karena buatan sendiri, grandong tidak memenuhi standar keamanan," jelasnya.

Menurutnya, mobil pedesaan ini nantinya bisa difungsikan juga antara lain untuk mesin perontok padi, penggiling biji-bijian hingga mesin pengolah sampah. "Kalau banyak peternakan, maka yang diperlukan adalah untuk mengolah untuk jadi pupuk kandang," tutur Putu.

Putu menambahkan pihaknya juga akan berupaya menggandeng beberapa pihak untuk terlibat dalam produksi mobil pedesaan, termasuk produsen otomotif di Indonesia. Kerja sama ini untuk memasok mesin bagi mobil pedesaan.

"Kami lagi coba untuk kerja sama dengan Toyota dan Daihatsu, mereka kan jual kendaraan terbanyak, terutama komponen kritikal seperti mesin dan transmisi," ujar Putu.

Selain produsen otomotif, produksi mobil pedesaan juga akan melibatkan pemerintah daerah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), universitas hingga pabrik perakitan lokal. "Pemda akan terlibat dalam merekomendasikan SMK mana yang bisa ikut terlibat dalam produksi mobil pedesaan. Sedangkan universitas akan terlibat dalam proses desain," ucap Putu.

Baca: Mobil Angkutan Tata Ace Rambah Lampung

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih menyatakan, pelaku IKM dalam negeri siap untuk memasok kebutuhan kendaraan pedesaan. "IKM kita sudah banyak yang mampu memproduksi komponen untuk otomotif. Misalnya, IKM yang berasal dari sentra logam di daerah Ceper, Klaten dan Tegal, Jawa Tengah," ujarnya.

Kemenperin mencatat, sebanyak 300 IKM di sentra logam Ceper, Jawa Tengah telah menyerap tenaga kerja 3.200 orang. Sedangkan, di sentra IKM logam Tegal, tercatat lebih dari 2.929 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja mencapai 1.500 orang memproduksi komponen untuk mesin pertanian, perkapalan, mesin berat, dan otomotif.

Gati berharap, prototipe kendaraan pedesaan ini bisa disebar ke seluruh provinsi di Indonesia. "Nanti bisa di-share ke 34 provinsi. Tiap provinsi dapat satu untuk diuji coba. Maka, Kemenperin menggandeng Kementerian Desa untuk membahas anggaran," tuturnya.

ANTARA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi