Begini Sistem Kerja Hybrid pada Suzuki Ertiga Diesel  
Reporter: Tempo.co
Editor: Dewi Rina Cahyani
Kamis, 9 Februari 2017 11:00 WIB
Mesin New Suzuki Ertiga Diesel Hybrid. TEMPO/Wawan Priyanto
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Suzuki Indonesia membuat gebrakan dengan memasarkan Suzuki Ertiga Diesel Hybrid mulai 7 Februari 2017. Langkah berani Suzuki ini diimbangi dengan teknologi hibrida yang diusung pada mesin diesel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi ini bukanlah full hybrid, seperti pada mobil Toyota Prius atau mobil yang menggunakan sistem tersebut pada umumnya. Intinya, sistem full hybrid pada Prius akan mengalihkan tenaga penggerak dari mesin ke motor listrik sesuai dengan kecepatan kendaraan.

Motor listrik menjadi tenaga penggerak saat mobil berjalan lambat. Sistem ini kemudian beralih ke mesin berbahan bakar minyak saat kendaraan akan berpindah ke mesin berbahan bakar minyak ketika membutuhkan tenaga lebih besar atau kecepatan tinggi.

Di Ertiga Diesel Hybrid, Suzuki mengembangkan Smart Hybrid Vehicle By Suzuki (SHVS) atau bisa disebut sistem hibrida ringan. Secara garis besar, SVHS dilengkapi Integrated Starter Generator (ISG) yang mengambil alih fungsi alternator konvensional.

Baca: Nantikan Honda All New CR-V Meluncur Sebentar Lagi 

Saat berkendara normal, mesin bekerja sekaligus mengisi baterai yang dibantu teknologi ISG. Teknologi ini memiliki dua fungsi berbeda. Pertama sebagai generator untuk menangkap dan menyimpan energi ke baterai saat kendaraan deselerasi. Kedua sebagai motor yang akan memberikan tambahan daya ke mesin saat akselerasi.

Harold Donnel, Head of Brand Development & Marketing Research 4Wheel Suzuki Indomobil Sales, menuturkan baterai pada Ertiga Diesel ini bukanlah baterai lithium-ion, seperti yang ada pada Ertiga Diesel Hybrid di India, melainkan ACCU tunggal berkapasitas besar 12 V 70 Ah.

Baca: Subaru Prediksi Keuntungan Akan Meningkat, Ini Alasannya

"Penggunaan ACCU ini lebih praktis dan menguntungkan konsumen," kata Harold di sela-sela peluncuran Ertiga Diesel Hybrid di SCBD, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Februari 2017.

Menurut Harold, baterai berkapasitas 70 Ah cukup untuk menyuplai kelistrikan mobil, motor penggerak, dan beberapa fitur lain.

Harold juga menjelaskan, deselerasi merupakan kondisi saat mobil sedang melaju dan tidak diinjak pedal gas, ISG akan mengkonversi pada roda saat berakselerasi menjadi listrik dan mengisi ulang baterai berkapasitas 70 Ah. Baterai tersebut, yang saat berakselerasi terkuras isinya, terisi kembali saat deselerasi.

Ketika baterai terisi penuh, itu akan berfungsi membantu proses Idle Start/Stop Engine saat fitur ini diaktifkan. Baterai akan menggantikan fungsi motor, sehingga memberikan tenaga listrik untuk mengaktifkan lampu, AC (hanya blower yang menyala), radio, dan sebagainya saat mesin mati.

Tambahan lagi adalah Tourqe Assist Function. Ketika fitur ini diaktifkan, juga didukung tenaga baterai yang dikonversi oleh ISG. Jadi bisa dikatakan ISG sebagai otak dari pemilahan energi pada Ertiga Diesel Hybrid. Tourqe Assist Function akan menyumbangkan tenaga tambahan pada mesin.

Dari tes jalan yang dilakukan pada Januari 2017, jumlah konsumsi BBM New Ertiga Diesel Hybrid mencapai 22,6 km/liter.

Sedangkan saat Tempo mencoba kemampuan sistem hibrida ringan mobil ini dengan rute Semanggi (Jakarta)-Bukti Sentul-Rancamaya (Bogor) sejauh 77 kilometer, Selasa, 7 Februari 2017, konsumsi bahan bakarnya bisa mencapai 31,09 kilometer per liter, tapi dengan kondisi mengemudi tertentu, seperti menjaga putaran mesin di angka 1.500 rpm, AC tidak dinyalakan, dan yang pasti fitur Idel Start/Stop Engine aktif.

WAWAN PRIYANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi