Berawal dari Ruko Kecil, Astra Kini Punya 204 Perusahaan
Reporter: Tempo.co
Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat tnr
Jumat, 24 Februari 2017 18:00 WIB
Presiden Direktur Utama PT Astra International Tbk (ASII) Prijono Sugiarto menjawab pertanyaan wartwan usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Jumat (27/4). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Astra International Tbk hari ini secara resmi merayakan peringatan 60 tahun berdirinya perusahaan tersebut sejak 24 Februari 1957. Berawal dari sebuah ruko, Astra kini bertransformasi menjadi perusahaan besar dengan 214 ribu karyawan dan 204 anak perusahaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca : Bahan Baku Kantong Plastik Akan Diganti dengan Singkong

"Astra dulu berawal dari ruko kecil di jalan Sabang nomor 36 A, Jakarta Pusat, hanya dengan empat orang karyawan, nama International sudah dipilih sejak awal karena punya visi agar perusahaan ini bisa go international," kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII, dalam acara media gathering di Jakarta, Jumat, 24 Februari 2017.

Prijono mengatakan bahwa tidak mudah memang menempuh perjalanan selama 60 tahun bagi sebuah unit usaha. "Astra selalu merugi di tahun pertama dan berganti-ganti bisnis, mulai dari jualan hasil bumi, air soda, sampai diizinkan impor truk dari luar." Hingga 2016, ujar dia, Astra resmi membuka lini bisnis ketujuh di bidang properti.

Baca : Singapore Airlines-BCA Tawarkan Potongan Tiket Penerbangan

Head of Investor Relations, Tira Ardianti, mengatakan bahwa Astra terus berusaha untuk melebarkan sayap bisnis setiap tahunnya. Pada tahun 1965, ungkap Tira, Astra fokus pada lini bisnis otomotif dengan mengimpor truk dari Amerika. Lalu dilanjutkan pada tahun 1969, saat Astra sukses menggandeng produsen mobil asal Jepang, Toyota, untuk memasarkan produknya di Indonesia.

"Tahun 1970, Astra memperoleh hak distributor tunggal untuk sepeda motor Honda. Tahun 1972, anak usaha, United Tractor pun resmi didirikan. "Hingga pada tahun 1990, ungkap Tira, Astra resmi menjadi perusahaan terbuka yang diikuti dengan penguatan di lini bisnis otomotif, keuangan, dan bisnis jalan tol,"

Prijono menambahkan bahwa ada beberapa perubahan memang yang ada diinternal Astra sejak berdiri 60 tahun yang lalu. "Perubahan banyak terjadi saat krisis moneter di tahun 1998, tapi bisnis otomotif memang paling cepat pulih saat itu."

Hingga saat ini, ungkap Prijono, lini bisnis otomotif kontribusi hingga 50 persen sebagai tulang punggung perusahaan.

Perubahan kedua menurutnya adalah dengan semakin banyaknya eksekutif muda yg mengisi jabatan sebagai pemimpin anak perusahaan. "Mereka adalah tumpuan buat Astra di masa depan". Perubahan ketiga, menurut Prijono, adalah dengan semakin bertambahnya yayasan yang dinaungi oleh Astra. Dirinya berharap agar bisnis Astra dapat terus berkembang dan terus berkontribusi pada masyarakat.

FAJAR PEBRIANTO | ALI HIDAYAT

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi