Datsun Promosikan Pelukis Langka Makassar  
Reporter: Tempo.co
Editor: Abdul Malik
Selasa, 21 Maret 2017 09:42 WIB
Pelukis tanah liat Zaenal Beta berdiskusi dengan peserta Datsun Raisers Expedition di Museum Sulawesi Selatan 'La Galigo' di Makassar, 20 Maret 2017. Tempo/Jobpie Sugiharto
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Makassar - Peserta Datsun Raisers Expedition (DRE) 2 menyambangi pelukis tanah liat, Zaenal Beta, di Kota Makassar, Senin, 20 Maret 2017. Dalam kesempatan itu, pria 56 tahun tersebut mengajarkan teknik melukis menggunakan tanah liat kepada 40 peserta DRE 2.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pelatihan singkat dengan satu-satunya pelukis tanah liat itu dilakukan di Museum La Galigo, yang terletak di Benteng Fort Rotterdam, fasilitas penjajah Belanda tempat penahanan pahlawan nasional Pangeran Diponegoro. Head of Marketing Datsun PT Nissan Motors Indonesia Christian Gandawinata ikut belajar melukis dari Zaenal.

“Saya menemukan teknis melukis tanah liat selama puluhan tahun, tapi Anda ukup lima menit sudah bisa,” kata Zaenal kepada peserta DRE 2.

Baca: Kampung Dasar Laut di Ekspedisi Datsun

Zaenal berterima kasih atas kepedulian Datsun dalam mempromosikan lukisan tanah liat. Zaenal berharap pemerintah pusat dan daerah membantu dia memperkenalkan lukisan tanah liat kepada masyarakat Indonesia dan dunia. Dia mengaku telah dinobatkan kalangan akademis dari Amerika Serikat dan Australia sebagai satu-satunya pelukis tanah liat di dunia.

Bukan itu saja. Maestro Affandi Koesoema, kata Zaenal, pernah mengakui kualitas teknis lukisannya. Bahkan sang maestro memberi nama sanggarnya dengan Sanggar Tanah Air pada 1986.

Sejumlah tokoh sudah mengapresiasi karyanya, seperti keluarga Gubernur Sulawesi Selatan Yasin Limpo, Guruh Soekarno Putra, dan Setiawan Djodi. Namun Wakil Presiden Jusuf Kalla yang asli Makassar malah belum pernah bertemu Zaenal, apalagi membeli lukisannya.

“Paling mahal lukisan dibeli orang Jerman Rp 25 juta. Kalau tokoh di sini, ya, Rp 5 juta,” ucapnya.

DRE 2 di Makassar dimulai dari pelataran dealer Datsun di Jalan Gunung Latimojong pada Senin pagi, 2017 Maret 2017. Selain mengunjungi Museum La Galigo dan Zaenal Beta, pada hari pertama putaran terakhir DRE 2, para peserta juga bertandang ke Kabupaten Maros menyambangi obyek wisata Rammang-rammang di pegunungan kapur (karst) dan Taman Nasional Bantimurung, yang dikenal dengan sebutan Kingdom of Butterfly.

Baca: Airbag Diduga Bermasalah, KTB Recall 995 Unit Mitsubishi Delica

Sedangkan pada hari kedua menuju Pulau Loe, Bira, di Bulukumba. Selanjutnya, pada Rabu, 22 Maret 2017, mereka tancap gas ke kampung produsen perahu pinisi di Tanah Beru.

DRE 2 melibatkan setidaknya 14 mobil Datsun GO dan GO+ Panca untuk raisers dan 27 awak media. Raisers adalah sebutan untuk para pengguna Datsun. DRE 2 bermula dari Nanggroe Aceh Darussalam, Lampung, Jawa Timur (Malang), Jawa Barat (Cirebon), dan berakhir di Sulawesi Selatan. Pada 2015, DRE 1 digelar untuk menguji ketangguhan Datsun dengan mengunjungi 150 kota sejauh 15 ribu kilometer.

Berbeda dengan DRE 1, DRE 2 lebih berfokus pada eksplorasi budaya lokal dan penghargaan terhadap local hero atau tokoh-tokoh daerah yang menginspirasi dan berkarya nyata bagi masyarakat.

Baca: Begini Cara Asuransi Astra Kampanye Aman Berkendara

DRE 2 juga melakukan kegiatan sosial dengan membagikan buku kepada para siswa serta menyimak Sinrilik, kesenian tutur Suku Makassar yang di ambang kepunahan. Datsun memilih maestro Sinrilik, almarhum Sirajuddin, yang juga pendiri Sanggar Sirajuddin, sebagai local hero di Makassar.

“Kami berharap seluruh pengalaman ini dapat memberikan inspirasi kepada para raisers agar tergerak melestarikan budaya dan keindahan alam Indonesia,” ujar Christian pada Minggu, 19 Maret 2017.

JOBPIE SUGIHARTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi