Mobil Cina Geely, memperkenalkan mobil pertamanya yang diberi nama Lynk & Co saat di Berlin, Jerman, 20 Oktober 2016. Geely bekerja sama dengan Volvo dan Ford pada 2010 untuk mengembang mobil SUV-nya. REUTERS/Hannibal Hanschke
TEMPO.CO, New York - Perusahaan mobil Amerika Serikat Ford mengatakan labanya di kuartal pertama akan jauh berbeda dari perkiraan analis, saat penjualan mobil di AS dan Cina diproyeksikan turun pada 2017.
Baca: Eiichi Koito, Bos Baru Nissan Indonesia
Ford, produsen mobil terbesar kedua setelah General Motors di AS, memproyeksikan laba yang disesuaikan di kuartal pertama sekitar 30 sampai 35 sen per saham, jauh berbeda dari 45 sen yang diperkirakan oleh analis. Namun, Ford mempertahankan perkiraan laba setahun penuhnya sebesar 1,64 dolar Amerika (sekitar Rp 21.860) per saham, menurut presentasi yang disampaikan oleh kepala pejabat keuangan Bob Shanks.
Simak: Mitsubishi Indonesia Punya Bos Baru, Ini Ambisinya
Perusahaan tersebut memperkirakan bahwa penjualan mobil global akan tumbuh 1,8 persen menjadi 92,9 juta pada 2017. Namun, penjualan di AS diperkirakan akan menurun 1,1 persen menjadi 17,7 juta kendaraan setelah lonjakan selama beberapa tahun, meski kondisi ekonomi yang “solid” di AS.
Penjualan di Tiongkok tampaknya turun 1,0 persen menjadi 27,5 juta unit tahun ini, ungkap Ford.
ANTARA