Airbag Bermasalah, Toyota Tarik 2,9 Juta Mobil
Reporter: Tempo.co
Editor: wawan priyanto
Jumat, 31 Maret 2017 07:53 WIB
AP/David Zalubowski
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Toyota Motor Corporation mengumumkan penarikan 2,9 juta unit mobil di Jepang, Cina, Timur Tengah, dan Oseania, Kamis, 30 Maret 2017. Tindakan ini dilakukan sebagai respons atas komponen bantal udara anti-benturan (airbag) bermasalah yang terpasang pada mobil-mobil tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Reuters menyebut airbag buatan Takata Inc ini bisa tiba-tiba mengembang dan meletus sehingga melukai pengemudi. Di Amerika, insiden ini sudah menelan 16 korban jiwa.

Kali ini, Toyota menarik beberapa model terlaris, antara lain sedan Corolla Axio, minibus Noah, Fielder, dan sport utility vehicle (SUV) RAV4. Selain Toyota, ada dua produsen lain yang melakukan recall, yakni Subaru dan Hino Motors. Keduanya menarik 240 ribu unit kendaraan di Jepang.

Baca: Airbag Bermasalah, Toyota Tarik 1 Juta Unit MobilHonda Buka Layanan Dealer Purna Jual di Depok

Sebelumnya, peneliti dari lembaga transportasi dunia menyebut inflator alias komponen peniup airbag buatan Takata mengandung amonium nitrat tanpa dilengkapi dengan partikel pengering.

Kondisi ini bisa memicu ledakan dalam badan airbag, terutama jika kabin kendaraan terlalu panas. Padahal komponen itu seharusnya hanya mengembang jika kendaraan mengalami benturan keras. Sebanyak 100 juta kendaraan dari berbagai merek pun sudah ditarik lantaran kasus ini.

Bulan lalu, Toyota menarik 29 juta unit mobil buatannya yang dipasarkan di Amerika Serikat. Adapun di Selandia Baru, ada 6.000 unit yang terkena recall, antara lain Toyota Corolla dan Yaris keluaran 2009. Di negara itu, ledakan airbag bahkan memuntahkan pecahan logam yang bisa menyebabkan pemakai mobil terluka parah.

Simak: Pameran Ini Untuk Para Pecinta Vespa, Ada Apa SajaStrategi Baru Dealer Mercedes Kuasai Pasar Indonesia

Akibat kasus airbag, Takata terpaksa membayar denda US$ 1 miliar (sekitar Rp 13,4 triliun) di Amerika Serikat. Jaksa Barbara McQuade mengatakan pemasok produk keselamatan (safety) seharusnya menempatkan kepentingan konsumen di atas keuntungan. "Jika mereka memilih sebaliknya, kami meminta pertanggungjawaban individu dan badan usaha," kata MqQuade, seperti dikutip Detroit News.

Dari total denda, pemerintah Amerika Serikat hanya akan menerima US$ 25 juta, selebihnya untuk kompensasi bagi produsen kendaraan dan para korban kecelakaan akibat ledakan airbag buatan Takata. Jaksa juga mendakwa tiga mantan petinggi Takata karena menyembunyikan fakta soal airbag bermasalah sejak 2000.

Manajemen Takata pun mengakuinya dan menyatakan bersalah atas kecelakaan yang terjadi. Kepala Eksekutif Takata, Shigehisa Takada, mengatakan denda yang mereka terima merupakan langkah maju.

FERY FIRMANSYAH

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi