Ini Strategi Petronas Pasarkan Produk Baru di Indonesia
Reporter: Tempo.co
Editor: Setiawan
Jumat, 31 Maret 2017 16:30 WIB
SPBU Petronas di Kuala Lumpur, 13 Agustus 2014. MANAN VATSYAYANA/AFP/Getty Images
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Mumbai - Petronas Lubricants International (PLI) meluncurkan pelumas sepeda motor Sprinta with UltraFlex secara global yang juga akan dijual di Indonesia. Ini dan menjadi produk pertama mereka di segmen oli kendaraan roda dua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami harus mematangkan implementasi untuk (penjualan) produk ini, karena produk baru dengan teknologi baru, harus dipastikan segala hal untuk pemasarannya agar lebih mudah," kata PLI Regional Head of Asia Pasific Khalid Latiff dalam peluncuran Sprinta with UltraFlex di Mumbai, India, Kamis 30 Maret 2017.

Baca: Petronas Ajak Pertamina Kelola Blok Migas BaruKhalid  mengatakan, produk yang tersedia dalam tiga varian F300 (20W-40), F700 (15W-50) dan F900 (10A-40) itu akan dijual di Indonesia sekitar kuartal akhir tahun ini atau kuartal pertama tahun 2018. Petronas optimistis dapat meraup peluang di Indonesia sebagai salah satu pasar potensial dan terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir serta memiliki jumlah penduduk yang besar.

"Kami yakin punya posisi yang baik untuk melakukan itu, menangkap potensi pasar. Kami ingin masuk pada segmen itu dengan Petronas Sprinta with UltraFlex karena tidak tepat rasanya membawa produk lama, jadi kami hadirkan yang baru," kata Khalid. "Kami harus berpikir besar untuk pasar di Indonesia dan ingin menangkap peluang sebesar mungkin."

Petronas Sprinta with UltraFlex dirancang untuk menjaga mesin agar tidak stres dan bisa dipakai dalam jangka waktu lama. Pelumas ini diformulasikan dengan lapisan yang diklaim lebih kuat 40 persen dibandingkan produk lain guna meningkatkan stabilitas mesin dari berbagai macam kondisi.

Simak: Pasar Pelumas Meningkat, Federal Oil Siapkan Produk Baru

Apalagi, kata Khalid, sepeda motor bagi sebagian besar masyarakat menjadi moda transportasi utama untuk kebutuhan sehari-hari yang biasanya menghadapi kemacetan, dan berpotensi menimbulkan stres mesin. "Stres pada motor ini sering berawal dari gesekan tinggi yang berujung pada masalah mekanis parah dan panas berlebihan di bagian dalam mesin. Ini yang kami atasi," kata Managing Director dan CEO PLI, Giusseppe D'Arrigo.

ANTARA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi