Penjualan Mobil Terpukul Kenaikan Kredit Macet
Reporter: Tempo.co
Editor: wawan priyanto
Rabu, 19 April 2017 15:21 WIB
Para pengunjung memadati area pameran GIIAS di Surabaya, Rabu, 28 September 2016. TEMPO/Wawan Priyanto
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tingginya kredit macet di sektor pembiayaan menyebabkan penjualan kendaraan roda empat (retail) melorot. Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor, Amelia Tjandra, mengatakan tingginya rasio tunggakan kredit mobil menyebabkan perusahaan pembiayaan (leasing) lebih selektif dalam menyalurkan dananya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Akibatnya, proses persetujuan kredit lebih lambat dan penjualan retail pun berkurang," kata dia dalam acara test drive New Daihatsu Ayla di Glamping Resort, Ciwidey, Jawa Barat, Selasa malam, 18 April 2017.

Amelia memaparkan data yang menunjukkan penjualan retail mobil mencapai 248.500 unit pada Januari-Maret lalu. Angka ini menurun 5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun penjualan secara wholesale (dari produsen ke dealer) mencapai 280 ribu unit atau naik 5 persen dibanding Januari-Maret 2016.

Baca: Suzuki Ignis bisa Upgrade Headunit Layar Sentuh, Ini HarganyaSuzuki Ignis Sudah Bisa Dibeli, Mulai Rp 139,5 Juta

Untuk merek Daihatsu, volume penjualan retail pada Januari-Maret lalu mencapai 44.040 unit atau naik 4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut Amelia, terjadi penurunan realisasi penjualan. Pada Maret, misalnya, penjualan retail hanya mencapai 15.341 unit, padahal surat pemesanan kendaraan (SPK) yang masuk pada periode tersebut mencapai 19 ribu unit.

Lantaran perusahaan pembiayaan memperketat kriteria penyaluran pembiayaan, kata Amelia, ada sebagian calon konsumen yang terpaksa ditolak atau batal merealisasi pembelian. "Kami coba semaksimal mungkin, tapi kriteria penyaluran kredit ketat dan profil sebagian calon konsumen tak memungkinkan untuk mendapat pembiayaan," ujar Amelia.

Kondisi ini berbeda de-ngan tahun-tahun sebelumnya, saat perusahaan pembiayaan menawarkan penjualan kendaraan de-ngan uang muka rendah. Setelah kredit macet di sektor otomotif meningkat, perusahaan leasing mengerek syarat uang muka sekaligus memperketat seleksi calon konsumen. "Saya memperkirakan kondisi ini akan berlangsung lama hingga perekonomian membaik," kata Amelia.

Simak:Mencoba Rasa New Ayla, Apa Saja yang Baru?Varian Mazda Terbaru Andalkan Fitur GVC

Regional Retail & Head Sales Astra Credit Company, Rudi Wiseno, mengatakan saat ini rata-rata kredit macet pembiayaan kendaraan roda empat naik dari 3 persen pada 2016 menjadi di atas 4,3 persen. Naiknya angka kredit macet, kata dia, lebih banyak disebabkan oleh kesalahan ekspektasi konsumen.

Menurut Rudi, pada awalnya konsumen mengajukan kredit karena tertarik pada uang muka rendah dan merasa mampu membayar cicilan bulanan. Namun pada kenyataannya mereka tidak mampu membayar cicilan bulanan karena beragam alasan. "Ada yang beralasan cicil-an terlampau mahal dibanding penghasilannya, ada juga yang mengaku banyak keperluan lain yang sifatnya mendadak," kata dia.

Walhasil, kata Rudi, saat ini banyak kendaraan yang relatif baru sudah berpindah tangan ke pihak ketiga lantaran si pembeli tak mampu membayar cicilan. Ironisnya, kata dia, hal ini menimpa konsumen kendaraan kelas low cost green car (LCGC), yang diharapkan menjadi tulang punggung pasar. "Ekspektasi mereka terlalu tinggi, karena menganggap harga mobil ini murah," ucapnya.

Rudi juga mengatakan kondisi ini memaksa perusahaan leasing mengevaluasi skema penyaluran kredit serta memperketat seleksi calon konsumen. Kini, kata dia, jangka waktu persetujuan kredit menjadi lebih lama dari satu pekan menjadi minimal tiga pekan, dan uang muka dinaikkan dari 15 persen menjadi di atas 30 persen.

Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Yohannes Nangoi memperkirakan penjualan mobil sepanjang tahun ini bakal lebih baik dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 1.061.015 unit. Yohannes memperkirakan penjualan tahun ini bakal tumbuh 5 persen menjadi sekitar 1,1 juta unit. "Kami melihat perekonomian pada tahun ini akan lebih baik," kata dia.

FERY FIRMANSYAH

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi