Astra Catatkan Laba Rp 5,1 Triliun di Triwulan Pertama 2017
Reporter: Tempo.co
Editor: Dewi Rina Cahyani
Kamis, 20 April 2017 16:19 WIB
TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Astra International Tbk mencatat laba bersih di triwulan pertama 2017 sebanyak Rp 5,1 triliun atau naik 63 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,1 triliun. Presiden Direktur Astra, Prijono Sugiarto mengatakan bisnis otomotif menghadapi persaingan harga yang kompetitif. Meski demikian, Grup Astra memiliki kinerja yang baik pada kuartal pertama 2017.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ke depan, Grup Astra berharap mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan, didukung harga komoditas yang lebih tinggi," kata Prijono, di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Kamis, 20 April 2017.

Baca: Apa Saja Penyebab Kinerja Astra Turun?

Prijono menuturkan, pada kuartal pertama 2017, segmen otomotif Grup Astra mencapai pangsa pasar yang kuat untuk mobil. Penjualan mobil secara nasional mengalami peningkatan.

"Penjualan motor secara nasional memang menurun. Tapi kinerja segmen jasa keuangan meningkat, terbukti dengan perolehan profit yang meningkat dari Bank Permata. Sementara kenaikan harga komoditas menghasilkan perbaikan kinerja dan divisi alat berat dan agribisnis," kata Prijono.

Baca: Laba Rp 15,1 Triliun di 2016, Saham Astra Dinilai Netral

Pendapatan bersih konsolidasi Grup Astra meningkat 16 persen menjadi Rp 48,8 triliun, seiring dengan peningkatan kontribusi pendapatan dari sebagian besar segmen bisnisnya. Sementara nilai aset bersih per saham Grup tercatat sebesar Rp 2.889 triliun pada 31 Maret 2017, meningkat 4 persen dibandingkan dengan posisi akhir 2016.

Niai kas bersih, di luar Grup jasa keuangan, mencapai Rp131 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan nilai kas bersih pada akhir tahun 2016 sebesar Rp6,2 triliun. Menurut Prijono hal ini disebabkan oleh investasi jalan tol dan pembangkit listrik yang dilakukan pada kuartal pertama 2017.

Sementara anak perusahaan Grup Astra di segmen jasa keuangan mencatat penurunan utang bersih sebesar Rp 46,4 triliun, dibandingkan Rp 47,7 triliun tahun 2016.

RICHARD ANDIKA | DRC

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi