TEMPO.CO, Jakarta - Pabrikan otomotif terbesar di Jepang, Toyota Motor Corp mencatat penurunan keuntungan pada triwulan I 2017 sebesar 21 persen menjadi USD 16,1 miliar. Ini merupakan yang pertama kali dalam lima tahun terakhir Toyota merugi.

Baca: Jokowi Terima Kunjungan Bos Toyota Jepang di Istana Hingga Maret, Toyota mampu menjual banyak penjualan dibandingkan tahun lalu. Namun biaya produksi yang melonjak dan fluktuasi mata uang telah menggerus keuntungan perusahaan otomotif itu.

Perusahaan telah mengingatkan bahwa keuntungan tahun depan bakal semakin tergerus karena apresiasi nilai tukar yang kemungkinan terus berlanjut. Toyota memperkirakan yen akan menguat di posisi 105 per dolar Amerika Serikat dari posisi terakhir 108 yen per dolar Amerika.

Tahun lalu, Toyota membukakan penjualan sebanyak 10,25 juta unit, naik dibandingkan tahun 2015 yang sebanyak 10,19 juta unit. Dengan raihan itu, posisi Toyota tersalip Volswagen yang berhasil membukan penjualan 10,31 juta unit. Nilai penjualan turun menjadi 27,6 triliun yen.

Baca: Ungguli Toyota, VW Merek Mobil Terlaris 2016Toyota kini tengah berjuang untuk meningkatkan penjualan di Amerika Serikat yang merupakan pasar terbesar. Toyota akan mengucurkan investasi hingga USD 10 miliar di Amerika Serikat untuk lima tahun ke depan.

SETIAWAN ADIWIJAYA