Tata Motors Targetkan Pertumbuhan Penjualan 15 Persen
Reporter: Tempo.co
Editor: Setiawan
Selasa, 30 Mei 2017 14:02 WIB
Booth Tata Motors Indonesia di IIMS 2016. Kredit: Tata Motors
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI), mengoreksi target pertumbuhan penjualan sepanjang tahun 2017 ke angka 15 persen lantaran masih kurang kondusifnya pasar kendaraan niaga di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Indo Defence 2106, Tata Motors Berharap Pasok Alutsista RI "Kalau dari 2016 kami ekspektasi penjualan kurang lebih 15-20 persen. Tetapi melihat kondisi 3-4 bulan pertama 2017 sepertinya pasar kendaraan niaga masih agak berat, jadi mungkin 15 persen sudah optimal," kata Wilda Bachtiar, Manajer Brand Kendaraan Niaga TMDI, melalui keterangan tertulisnya, Selasa 30 Mei 2017.

Baca: Tata Motors Resmikan 3 Dealer

Menurut Wilda, pihaknya saat ini masih dalam posisi wait and see, mengingat tren penjualan kendaraan niaga cenderung melambat pada bulan-bulan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Hari Raya Idul Fitri 1438 H diperkirakan jatuh pada pengujung bulan Juni 2017, yang menyebabkan pasar terkoreksi di pertengahan awal 2017. Baca: Penjualan Tata Motors Naik Tipis

"Lebaran ini berada di tengah tahun cenderung ke awal, semoga nanti setelah Lebaran nanti ada perbaikan," kata Wilda.

Bahkan, jika performa semester dua 2017 bisa melampaui periode yang sama tahun lalu, bukan tidak mungkin target awal Tata Motors untuk bertumbuh 20 persen bisa tercapai.

Sementara itu, jika dilihat dari segmen per segmen, pasar kendaraan niaga terutama pikap  menjadi salah satu andalan Tata Motors di Indonesia masih belum mengalami perbaikan sebagaimana terjadi  di segmen truk.

Dampak kondisi makro ekonomi terhadap masing-masing segmen kendaraan niaga, menurut Wilda berlaku kebalikan antara pikap dan truk.

"Kalau kita cermati pasar niaga dan korelasinya dengan kondisi makro ekonomi, biasanya yang terdampak lebih awal adalah pasar kendaraan truk. Banyak pengamat menilai kondisi makro ekonomi Indonesia sudah agak membaik, sehingga truk dulu yang mengalami perbaikan nanti pikap  baru mengikuti," kata Wilda.

Sebaliknya, ketika kondisi makro ekonomi  mengalami penurunan, yang terkena imbas terlebih dahulu adalah pasar truk. "Setelah itu baru pasar pikap," ucap Wilda.

GRANDY AJI|SETIAWAN

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi