Toyota Optimistis Masih Kuasai Pasar Low MPV
Reporter: Tempo.co
Editor: wawan priyanto
Rabu, 9 Agustus 2017 14:37 WIB
Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Yoshihiro Nakata (kiri) bersama Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor, Henry Tanoto (kanan) memperkenalkan All New Toyota Agya di Indonesia International Motor Show 2017, JIExpo Kemayoran, Kamis 27 April 2017. (Dok. TAM)
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada tanggal 10-20 Agustus 2017, di Indonesia Convetion Exibhition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, menghadirkan para pemain baru yang diusung oleh para prinsipal melalui para agen pemegang merek (APM) di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Semua APM berusaha membawa jagoannya ke pasar untuk bermain di semua kelas dan model, termasuk para pemain di kelas multy purpose vehicle bawah (low MVP), yang selama ini dikenal paling laris dan keras persaingannya.

Menurut data volume penjualan jenis low MPV ini mencapai 310 ribuan unit atau sekitar 41,2 persen dari total pangsa pasar otomotif nasional yang ada. Kendaraan yang bermain di level harga Rp 150 juta – Rp 200 juta ini dipoles sedemikian rupa agar memikat konsumen.

Baca: 30 Tahun, Toyota Indonesia Ekspor 1,1 Juta Kendaraan ke 80 Negara

Semua APM punya jenis ini sebagai jagoan. Toyota dengan Avanza, Daihatsu dengan Xenia, Suzuki dengan Ertiga, Mitsubishi awalnya dengan Maven kini dengan Xpander, Honda dengan Mobilio, dan Nissan dengan Evalia. Ini hanya beberapa contoh pemain low MPV dari masing-masing merek.

Kabar yang teranyar dan tidak hanya membawa produk adalah Wuling. Pabrikan mobil Cina ini bukan hanya sekadar impor kendaraan low MPV dalam kadaan utuh atau semi utuh, tetapi juga memproduksi di dalam negeri. Ratusan miliar bahkan triliunan rupiah digelontorkan untuk mendirikan pabriknya di Karawang, Jawa Barat.

Simak: 14 Tahun, Penjualan Toyota Avanza Tembus 1,6 Juta Unit

Menurut Wakil Presiden PT TAM, Henry Tanoto kehadiran model baru dari merek lain di segmen Low MPV harus dilihat dari sisi positifnya. "Setiap merek dipacu untuk menghadapi persaingan sehat. Sehingga, produk berkualitas dengan harga yang terjangkau harus kita tawarkan. Konsumen sendiri akan mendapatkan pilihan beragam," kata Henry seperti dilansir dari siaran persnya.

Toyota sendiri tidak terlalu khawatir dengan semakin banyaknya pemain baru yang masuk ke segmen Low MPV, dikarenakan Toyota dengan model Avanza sudah lama dikenal dengan baik oleh masyarakat, pasar segmen tersebut dan terus berkembang.

Direktur Marketing 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Dony Saputra mengatakan bahwa market di segmen Low MPV akan semakin luas dengan kehadiran produk-produk baru. Ia pun optimistis Ertiga memiliki konsumen loyal yang sudah terbentuk sejak lama. "Suzuki Ertiga tetap menjadi back bone penjualan kami," kata Dony belum lama ini.

Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan kehadiran produk-produk LMPV berharga murah justru menguntungkan konsumen. "Artinya konsumen memiliki pilihan lebih banyak lagi," ujarnya.

Menurut Suryo, Toyota memiliki pengalaman yang baik dalam menyambut kompetitor-kompetitor Toyota Avanza, Honda Mobilio dan Suzuki Ertiga. Munculnya kompetitor tidak lantas membuat penjualan Avanza anjlok. "Penjualan Avanza (kini) cukup stabil di kisaran 11 ribu unit," katanya.

Posisi Toyota Avanza maupun Daihatsu Xenia sejak 10 hingga lima tahun terakhir tetap menguasai pangsa teratas dan kedua di Indonesia. Dalam fakta dan data merek Avanza di kelas kendaraan multi guna tetap yang yang teratas, disusul oleh xenia dan ertiga, baru kemudian Livina.

Data Gaikindo menunjukkan sejak tahun 2010 hingga 2017, Toyota Avanza tetap yang teratas dalam penjualan otomotif jenis low MPV. Setiap bulan kendaraan produksi usaha patungan Jepang-Indonesia tercatat mampu menjual rata-rata setiap bulannya mencapai 10.000-an unit. Baru disusul Xenia 3.000-an unit, Suzuki Ertiga 2.800-an unit, Nissan Livina, dan Honda.

BISNIS.COM

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi