Suzuki mematenkan teknologi lampu terowongan agar pengendara sepeda motor lebih aman. Sumber: motorcycle.com
TEMPO.CO, Jakarta - Suzuki telah mengajukan permohonan paten untuk sistem yang akan meningkatkan visibilitas sepeda motor ketika melewati terowongan. Sebagian besar pengemudi kesulitan melihat pengendara sepeda motor terutama saat posisi blind spot. Masalah ini terjadi pada siang hari, apalagi kondisi berada di terowongan dengan pencahayaan rendah dan ruang yang sempit.
Pabrikan asal Jepang ini mengembangkan teknologi yang membuat sepeda motor memproyeksikan seberkas sinar secara vertikal ke langit-langit terowongan, menciptakan sesuatu seperti suar yang mengingatkan orang lain akan kehadiran sepeda motor. Lampu terowongan akan dipasang di ujung belakang motor di mana tidak ada halangan dan, juga penting, tidak akan mengganggu visi pengendara sendiri.
Sistem penerangan terowongan ini memberikan proyeksi yang jelas ke langit-langit terowongan. Suzuki menetapkan bahwa lampu harus cukup untuk mengeluarkan cahaya yang rapat berbentuk kerucut, seperti lampu sorot kecil. Sopir truk mungkin tidak melihat sepeda motor yang terutupi kendaraan di depan, tetapi mungkin melihat sorotan yang diproyeksikan ke langit-langit terowongan. Cahaya juga akan memberi indikasi kepada pengemudi truk tentang seberapa cepat sepeda motor itu bergerak atau jika ia berpindah jalur.
Meskipun mungkin ada saklar untuk mengaktifkan lampu terowongan secara manual, sistem yang dirancang Suzuki juga akan beroperasi secara otomatis, tanpa pengemudi harus ingat untuk menyalakannya ketika memasuki terowongan. Sistem akan menggunakan berbagai sensor untuk mendeteksi ketika sepeda motor telah memasuki terowongan dan kemudian memeriksa apakah ada kendaraan yang mengikuti. Lampu kemudian akan menyala secara otomatis jika sensor menentukan sepeda berada di terowongan dengan kendaraan lain di belakangnya. Lampu juga akan mati setelah sepeda motor keluar dari terowongan.
