Rukiyati, 21 tahun, menjadi sopir truk tiap hari mengendarai truk membelah hutan di Sumatera Selatan demi menjual hasil bumi dan sembako. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Rukiyati bersyukur tak mengalami gangguan di jalan, sehingga pekerjaanya dijalani dengan lancar. Paling ia harus hati-hati jika di tengah hutan dicegat kelompok orang yang meminta uang. "Preman kan selalu bawa celurit. Kalau berangkat malam cari barengan. Tapi kalau kepepet harus sendirian, ya terpaksa bayar saja (preman yang minta uang)," ujarnya.
Pengalaman Rukiyati mengangkut barang dagangan sudah segudang. Jalan yang dilintasi tidak selalu aspal mulus, kerap kali masuk ke perkampungan dengan medan berat.
Awal tahun ini, misalnya, ia mendapat pesanan mengantar kopi seberat 9,6 ton dari Ogan Komering Ulu Selatan menuju Lampung. Lama perjalanan 9 jam. Ia membawa truk bergantian dengan keponakan. "Yang penting berdoa dulu sebelum berangkat dan ikhlas menjalani pekerjaan, insyallah semua akan lancar di jalan".
Amerika Serikat Mendesak Israel Izinkan hingga 350 Truk Bantuan dalam Sehari Masuk ke Gaza
42 hari lalu
Amerika Serikat Mendesak Israel Izinkan hingga 350 Truk Bantuan dalam Sehari Masuk ke Gaza
Gedung Putih menyambut baik masuknya lebih dari 300 truk bantuan kemanusiaan ke Gaza pada akhir pekan, namun mendesak Israel izinkan jumlah yang lebih banyak untuk masuk.