Rupiah Lesu, Isuzu Yakin Pasar Kendaraan Komersial Tetap Tumbuh

Reporter

Tempo.co

Rabu, 12 September 2018 21:00 WIB

Pabrik perakitan PT Isuzu Motor Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat, 7 April 2015. TEMPO/Bambang Harymurti

TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Sekitar belakangan ini tetap disikapi dengan positif oleh pelaku industri otomotif Tanah Air. Isuzu misalnya, penguatan dolar AS diakui dapat berpengaruh pada biaya produksi karena beberapa komponen utama mobil Isuzu masih impor.

Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Ernando Demily mengatakan bahwa saat ini konten lokal yang digunakan untuk produksi mobil Isuzu di Indonesia rata-rata 45-50 persen.

Industri otomotif di Indonesia, lanjut dia, saat ini memang sudah ditopang oleh komponen lokal, namun beberapa komponen juga masih bergantung pada impor. “Pastinya terpengaruh karena kita juga menggunakan beberapa koten dari luar (impor),” kata Ernando kepada Tempo, Rabu, 12 September 2018.

Baca: Isuzu Elf NMR 81 Bermesin Commonrail Diperkenalkan di GIIAS 2018

Untuk mengantisipasi pelemahan rupiah yang berkepanjangan, lanjut dia, Isuzu Indonesia akan terus melakukan study lebih lanjut. “Kami melihat beberapa merek sudah terlebih dahulu melakukan penyesuaian dengan menaikan harga jual ke konsumen,” katanya.

Meski demikian, Ernando melanjutkan, Isuzu masih optimistis pertumbuhan sektor komersial di Indonesia tahun ini akan tetap terjaga. “Karena saat ini pertumbuhan market komersial di Indonesia ditopang oleh beberapa sektor seperti infrastruktur, logistik, pertambangan, dan industri perkebunan seperti kelapa sawit,” ujarnya.

Baca: Sektor Logistik Dorong Penjualan Isuzu Giga Tumbuh 63,5 Persen

Isuzu merupakan salah satu penguasa sektor komerisal di Indonesia, berkompetisi dengan Mitsubishi dan Hino. Saat ini Isuzu Indonesia memiliki 105 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ernando menyampaikan tahun ini Isuzu Indonesia membuka beberapa dealer baru seperti di daerah Kendari, Rokanhulu, Tanjung , Ketapang, dan Banyuwangi . “Kami menargetkan sebanyak kurang lebih 11 outlet baru tahun ini,” katanya.

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

10 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya