Menjajal Go-Viet, Ojek Online di Vietnam

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 12 September 2018 21:40 WIB

Konvoi pengemudi Go-Jek versi Vietnam yaitu Go-Viet mengelilingi kota Hanoi, Rabu pagi, 12 September 2018. TEMPO/Khairul Anam

TEMPO.CO, Jakarta - Belasan pengemudi sepeda motor mengenakan jaket merah beserta helm cetok berwarna senada dan bertuliskan Go-Viet menanti calon penumpang di depan salah satu hotel kawasan Hanoi, Vietnam, Rabu pagi. Mereka adalah armada ojek online.

Baca juga: Presiden Jokowi Saksikan Peresmian Go-Viet

Melalui aplikasi Go-Viet, calon penumpang bisa memesan kendaraan roda dua berbasis daring yang merupakan perpanjangan tangan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek) bersama warga lokal itu.

Aplikasi ini harus diunduh dulu di Play Store dan App Store kendati sudah memiliki aplikasi Go-Jek di Tanah Air. Berbeda dengan aplikasi Go-Jek yang bernuansa warna hijau, Go-Viet didominasi warna merah, sama seperti seragam para pengemudinya.

Selain itu, baru ada dua jasa yang bisa dimanfaatkan, yakni Go-Bike (untuk memesan moda sepeda motor) dan Go-Send (jasa pengiriman barang). Promosi-promosi dalam bahasa Vietnam juga terpampang di laman utama.

Advertising
Advertising

Sama seperti cara memesan melalui Go-Jek, calon penumpang tinggal memasukkan lokasi yang ingin dituju dan titik penjemputan. Lokasi yang saat ini ingin dituju adalah salah satu kawasan pusat kota Hanoi, 25 Thong dengan titik penjemputan di 44B Ly Thuong Kiet Street. Jarak tempuhnya sekitar 1,4 km dengan tarif 10.000 Dong Vietnam (sekitar Rp 6.300).

Sensasi berkendara bersama Go-Viet kurang lebih sama seperti saat menggunakan ojek di Tanah Air. Motor bisa menyelip di sana-sini, membelah padatnya jalanan Hanoi. Kecepatan berkendara rata-rata sekitar 20-30 km/jam, karena memang kondisi jalanan saat itu sekitar pukul 9.00 waktu Hanoi relatif padat. Suasana kota Hanoi yang sibuk dengan hiruk pikuk warganya juga sekilas tersaji.

Sama seperti di Indonesia, di Vietnam juga bisa ditemukan pengemudi Go-Viet wanita dan Huong, 44 tahun, salah satunya. Dia mengaku baru-baru ini bergabung dengan Go-Viet. "Ya, saya baru bergabung. Kami bagian dari Go-Jek," kata dia yang kala itu berkendara sembari mengenakan sepatu bertumit tinggi.

Ojek sudah menjadi keseharian warga kota besar di Vietnam. Angkutan umum sepeda motor ini dikenal warga Vietnam dengan sebutan xe om.

25 Ribu Mitra

<!--more-->

Go-Viet Co-Founder dan CEO Go-Viet, Duc Nguyen mengungkapkan aplikasi Go-Viet sudah bermitra dengan hampir 25 ribu mitra pengemudi di dua kota, yakni kota Ho Chi Minh dan Hanoi hingga September ini.

Warga Vietnam yang ingin bergabung menjadi mitra driver Go-Viet perlu menyertakan empat jenis surat dalam lamaran mereka, yakni kartu identitas penduduk, surat izin mengemudi, surat keterangan bebas tindak kriminal dan surat yang menyatakan usia kendaraan tidak lebih dari 10 tahun.

Di Ho Chi Minh, aplikasi ini sudah resmi beroperasi pada Agustus 2018, sedangkan di Hanoi baru 12 September 2018 dan total unduhan Go-Viet saat ini mencapai 1,5 juta kali.

"Ho Chi Min adalah kota dengan pusat bisnis terbesar, dua kali dari Hanoi. Keduanya dua kota besar di Vietnam. Saat ini ada 25 ribu pengemudi (termasuk Hanoi) dengan jumlah unduhan 1,5 juta kali," kata dia kepada media di Hanoi, Rabu.

Lebih lanjut, dia mengatakan aplikasi ini merupakan kerjasama tim manajemen lokal Vietnam dengan dukungan teknologi dan finansial dari Go-Jek sebagai mitra startegis.

"Kami sangat mengapresiasi masuknya Go-Jek ke Vietnam. Go-Viet adalah platform yang menyediakan layanan lokal berupa kendaraan (sepeda motor untuk saat ini) dan kami ingin masyarakat Vietnam tahu alasan kami membangun merek ini," kata Nguyen.

Dia berharap nantinya, aplikasi ini bisa beroperasi seluas mungkin di wilayah Vietnam.

Dalam kesempatan yang sama, CEO dan founder Go-Jek, Nadiem Makarim mengaku bangga bisa berbagi teknologi Indonesia yang bermanfaat bagi masyarakat di negara lain untuk meningkatkan efisiensi dalam mobilitas urban dan yang tidak kalah penting dalam peningkatan kesejahteraan.

"Kesuksesan Go-Viet membuktikan bahwa saat ini masyarakat Vietnam membutuhkan pilihan layanan yang lebih aman, bisa diandalkan dan nyaman. Konsumen membutuhkan lebih banyak pilihan, sementara pasar membutuhkan kompetisi supaya industri bisa terus berkembang," paparnya.

"Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Vietnam dan masyarakat Vietnam yang mendukung dan menyambut kami dengan hangat. Kami juga ingin berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang terus memberikan dukungan sehingga kami bisa go-internasional," sambung Nadiem.

Berita terkait

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

10 jam lalu

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

2 hari lalu

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

Trenggono menjelaskan alasannya menggandeng negara tetangga, Vietnam untuk budi daya benih lobster. Trenggono telah membuka keran ekspor benur.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

2 hari lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

2 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

4 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

5 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

5 hari lalu

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Irak vs Vietnam akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Al Janoub pada Sabtu dinihari, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

6 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

7 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Ministry of Marine Affairs and Fisheries Reopen Export of Lobsters Larvae for Vietnam

9 hari lalu

Ministry of Marine Affairs and Fisheries Reopen Export of Lobsters Larvae for Vietnam

Ministry of Marine Affairs and Fisheries has allowed the resumption of lobster larvae exports. The cultivation must be in Vietnam.

Baca Selengkapnya