Dampak Buruk Jika Salah Memakai Jenis Pelumas Mobil

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 31 Agustus 2019 15:41 WIB

Petugas melakukan kontrol kualitas (quality control) produk pelumas di Production Unit Jakarta Pertamina Lubricants di Jakarta, 28 Oktober 2016. PT Pertamina Lubricants memiliki total kapasitas lebih dari 535 juta liter per tahun untuk pasar domestik dan internasional. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, ada dua jenis mesin kendaraan yang dipasarkan yaitu, mesin bensin dan mesin diesel. Keduanya memiliki jenis yang berbeda untuk pelumas yang digunakan yaitu pada viskositas dan kandungan detergennya.

Seperti dikutip dari situs dealer Toyota, Auto2000.co.id, oli mesin diesel memiliki viskositas yang lebih kental dan kandungan detergen yang lebih banyak ketimbang oli mesin bensin. Nilai viskositas yang kental agar pelumas bertahan di suhu ruang bakar yang tinggi dan tidak mudah rusak racikan kimianya.

Adapun detergen dipakai untuk membilas jelaga yang timbul agar tidak berubah menjadi kerak. Tumbuhnya kerak bisa menghambat kinerja mesin.

Jika mesin bensin menggunakan oli mesin diesel punya risiko saat awal mesin berjalan akan berat yang juga berimbas pada tarikan yang ikut berat karena oli lebih kental. Efek jangka panjangnya, konsumsi bensin boros dan emisi gas buang tinggi. Formula pembilas jelaga juga akan mengendap di ruang mesin akibat oksidasi dan menimbulkan lapisan gel di filter oli dan celah komponen mesin.

Pelumas tidak bisa bersirkulasi dengan baik dan komponen cepat aus karena fungsi pelumas terhalang oleh gel. Tandanya bisa terasa dari tarikan mesin berat dan boros bahan bakar.

Advertising
Advertising

Jika sebaliknya, mesin diesel menggunakan pelumas bensin akan membuat mesin overheat karena fungsi pendingin oli tidak bekerja dengan baik karena nilai kekentalan oli tidak sesuai. Dalam jangka panjang, formula oli juga akan rusak sehingga pelumas tidak dapat melaksanakan tugas utamanya dengan optimal. Kalau sudah begini, potensi mesin rusak bisa terjadi kapan saja.

Apalagi jika oli mesin bensin yang dipakai tidak memiliki fungsi detergensi sebaik oli mesin diesel. Jelaga yang tertinggal akan menempel di komponen mesin, terutama piston, dan menciptakan kerak.

Kerak mampu menahan proses pelepasan panas piston mesin. Kerak juga menghalangi pelumas melakukan proses pendinginan pada piston. Akibat terburuknya, piston memuai dan kemudian menyebabkan mesin berhenti bekerja atau berakibat mogok.

Sehingga pemilik mobil harus bisa membedakan oli mesin diesel dan mesin bensin. Oli mesin yang beredar di pasar bebas biasanya mempunyai dua API Service. Sebagai contoh API SL/CF. SL merujuk pada klasifikasi oli untuk mesin bensin, dan CF merujuk pada tingkatan oli untuk mesin diesel.

Parameter lain untuk melihat kesesuaian penggunaan oli mesin adalah pada kode SAE atau kekentalan oli mesin. Seperti SAE 10W-30 dan SAE 10W-40. Semakin besar angka di belakang kode SAE menunjukkan oli tersebut semakin kental.

Berita terkait

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

1 hari lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

New Rush GR Sport Tampil Lebih Segar untuk Keluarga Indonesia

8 hari lalu

New Rush GR Sport Tampil Lebih Segar untuk Keluarga Indonesia

Kesan mobil premium terlihat jelas pada bagian interior dengan balutan hitam di sejumlah elemen

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

12 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Mudik Hemat Bersama All-New Yaris Cross

14 hari lalu

Mudik Hemat Bersama All-New Yaris Cross

Dengan 1 liter bahan bakar mampu menempuh jarak 31 kilometer. dipadukan dengan tenaga elektrik, jadi semakin irit. Keluarga juga nyaman karena di atap terdapat Panoramic Glass Roof with Power Sunshade.

Baca Selengkapnya

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

59 hari lalu

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

Setelah empat tahun vakum, Gaikindo kembali adakan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024. Apa yang menarik?

Baca Selengkapnya

10 Merek Mobil Terlaris di Dunia Sepanjang 2023, Toyota Juaranya

5 Maret 2024

10 Merek Mobil Terlaris di Dunia Sepanjang 2023, Toyota Juaranya

Deretan mobil terlaris di dunia sepanjang 2023, salah satunya Toyota yang masih memimpin posisi puncak selama 14 tahun berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Shell Bangun Pabrik Manufaktur Gemuk di Indonesia

4 Maret 2024

Shell Bangun Pabrik Manufaktur Gemuk di Indonesia

Perusahaan minyak dan pelumas multinasional Shell sedang membangun pabrik manufaktur gemuk (grease) pertamanya di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Total Energies Kenalkan Produk Pelumas ELF di IIMS 2024

24 Februari 2024

Total Energies Kenalkan Produk Pelumas ELF di IIMS 2024

PT Total Energies Marketing Indonesia meluncurkan produk pelumas ELF dalam pameran IIMS 2024. Simak informasi lengkapnya di artikel ini:

Baca Selengkapnya

Fuchs Luncurkan 2 Produk Oli Terbaru Berbasis XP Technology

23 Februari 2024

Fuchs Luncurkan 2 Produk Oli Terbaru Berbasis XP Technology

Fuchs Lubricants Indonesia, meluncurkan dua produk pelumas terbarunya yakni Teknologi Fully Syntetic Berbasis Ester dan Semi Synthetic Berbasis Ester.

Baca Selengkapnya

Suzuki Rilis Pelumas Ecstar Oil 0W-16 SN Khusus Jimny 5 Pintu

22 Februari 2024

Suzuki Rilis Pelumas Ecstar Oil 0W-16 SN Khusus Jimny 5 Pintu

Varian terbaru pelumas Ecstar Oil untuk Suzuki Jimny ini tersedia dalam satu ukuran yaitu 3,6 Liter dengan harga Rp 550 ribu.

Baca Selengkapnya