Tekan Harga, Pemerintah Diminta Ubah Aturan Turunan Mobil Listrik

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 3 September 2019 06:35 WIB

Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Perpres mobil listrik hadir, kementerian terkait perlu segera merampungkan detail aturan turunan. Selain uji tipe, dua aturan yang paling ditunggu ialah dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan.

Kehadiran aturan turunan itu sangat penting sehingga pelaku usaha dapat mempersiapkan rencana bisnis secara lebih detil. Pasalnya, dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.55/2019 beragam insentif dan ketentuan masih secara umum.

Sesuai dengan Perpres, aturan turunan baik itu peraturan pemerintah ataupun peraturan daerah diwajibkan selesai maksimal 1 tahun sejak perpres diundangkan.

Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandi mengatakan, Perpres memang memungkinan untuk impor utuh kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) tetapi impor baru dapat dilakukan jika ada komitmen untuk produksi secara lokal.

“Untuk produksi lokal, balik lagi detilnya kami butuhkan. Jadi pertama harus putuskan mau produksi lokal atau tidak, modal berapa, TKDN-nya berapa, kemudian baru bicara impor CBU [completely built-up],” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Advertising
Advertising

Anton menuturkan, aturan turunan Perpres sangat penting khususnya yang diatur oleh Kemenperin dan Kemenkeu. Kedua aturan itu akan membantu pabrikan mempersiapkan produksi lokal dan pendalaman pasar kendaraan listrik di Tanah Air melalui insentif pajak.

Dia memberi contoh model kendaraan listrik hybrid saat ini telah berada pada kisaran harga Rp500 jutaan dari sebelumnya sekitar Rp700 juta hingga Rp800 juta. Untuk lebih murah lagi, katanya, harus ada insentif untuk kendaraan rendah emisi tersebut.

“Murah itu relatif, dulu sekitar Rp700 juta hingga Rp800 juta, sekarang ke level Rp500-an juta. Kalau mau lebih murah harus ada insentif,” katanya.

GM Goverment Relation PT Mobil Anak Bangsa (MAB) Puryanto mengatakan, saat ini MAB memiliki kapasitas produksi pada kisaran 50 unit hingga 100 unit per bulan tetapi produksi akan dilakukan dengan mengikuti perkembangan pasar dan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.

“Perpres harus turun ke peraturan menteri atau perda, konkretnya seperti apa, itu kan belum. Jadi kami tidak bisa belanja dulu, nanti modal mati,” ujarnya.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan, pihaknya memiliki waktu setahun seperti yang diatur oleh Perpres untuk menyiapkan aturan turunan kendaraan listrik.

“Permennya kalau ini dengan waktu yang ditentukan sebelum setahun, jadi di antara itu lah,” katanya.

Berita terkait

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

15 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

15 jam lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

18 jam lalu

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

Tahun ini, Periklindo Electric Vehicle Show 2024 menyediakan booth khusus bagi pelaku akademisi.

Baca Selengkapnya

3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

1 hari lalu

3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

BYD telah berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan pabrik berkapasitas 150.000 unit dan membuka cabang-cabang di Indonesia

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

3 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

10 hari lalu

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) akan menambah 2 ribu SPKLU untuk kendaraan listrik tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

10 hari lalu

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

Baca Selengkapnya

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

11 hari lalu

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

Kenaikan transaksi di SPKLU tersebut tercatat hingga H+7 Lebaran.

Baca Selengkapnya