Tren Kendaraan Listrik, Karoseri Laksana Siap Garap Pasar Baru

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 16 November 2019 06:40 WIB

Model berada di depan bus produksi karoseri CV Laksana saat pelepasan ekspor perdana di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis 21 Maret 2019. CV Laksana mengekspor empat bus eksekutif dan 10 bus tingkat (double decker) ke Bangladesh dengan total penjualan senilai 808 ribu dolar AS. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - CV Laksana, salah satu perusahaan karoseri lokal menyatakan siap menggarap pasar baru bus listrik. Perusahaan berbasis di Semarang ini menyatakan sudah mendapatkan beberapa tawaran pengerjaan unit bus listrik, hanya saja masih mempertimbangkan sejumlah hal teknis untuk merealisasikan permintaan tersebut.

Direktur Komersial Laksana Alvin Arman mengatakan saat ini permintaan dari sejumlah merek bus untuk membuat karoseri bus listrik. Namun, tawaran itu masih dipertimbangkan lantaran pembuatan bus listrik dinilai memiliki kesulitan yang berbeda.

Dia menjelaskan bus listrik sejatinya cukup sulit beroperasi di Indonesia sebagai negara tropis. Pasalnya, cuaca di Tanah Air membuat udara lebih panas dan lembab yang mengakibatkan penggunaan energi akan lebih boros untuk kebutuhan pendingin udara.

“Terus terang di Indonesia ini termasuk kondisi yang paling menantang, karena kita suhunya panas dan lembab, jadi memang energi terbesar itu akan dipakai untuk pendingin, itu akan makan kapasitas cukup besar,” ujarnya kepada Bisnis di Semarang, Kamis 15 November 2019.

Alvin mengatakan bus listrik akan lebih cocok untuk dioperasionalkan sebagai bus dalam kota karena jarak tempuhnya relatif lebih pendek dibandingkan bus antarkota. Penggunaannya sebagai moda transportasi umum seperti Trans Jakarta dinilai paling mungkin untuk dilakukan.

Advertising
Advertising

Manajer Ekspor Laksana Werry Yulianto mengatakan kebutuhan pembuatan karoseri untuk bus listrik tidak terlalu berbeda dengan bus konvensional. Hanya saja, diperlukan material yang lebih ringan untuk bus listrik.

Bus listrik, katanya, meski tidak memiliki komponen mesin memiliki berat yang lebih tinggi dibandingkan bus konvensional. Hal itu disebabnyak oleh komponen baterai yang digunakan pada bus tersebut.

“Baterainya itu yang sangat berat untuk bus listrik, sehingga sasisnya lebih berat, walaupun tidak ada engine, hanya ada powertrain,” katanya.

Dia menjelaskan untuk mengakali hal tersebut, Laksana menawarkan pembuatan rangka bodi karoseri bus listrik menggunakan material stainless steel. Material ini mampu mengurangi beban hingga 700 kg dibandingkan material lainnya seperti baja galvanisasi.

BISNIS

Berita terkait

3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

5 jam lalu

3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

BYD telah berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan pabrik berkapasitas 150.000 unit dan membuka cabang-cabang di Indonesia

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

7 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

16 jam lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

1 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

8 hari lalu

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) akan menambah 2 ribu SPKLU untuk kendaraan listrik tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

8 hari lalu

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

11 hari lalu

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

11 hari lalu

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?

Baca Selengkapnya

PLN dan Pemkot Bogor Sediakan SPKLU Khusus Angkot Listrik

14 hari lalu

PLN dan Pemkot Bogor Sediakan SPKLU Khusus Angkot Listrik

Penyediaan SPKLU itu merupakan bentuk dukungan PLN terhadap uji coba 5 unit Angkutan Umum Perkotaan Berbasis Listrik di Kota Bogor (Alibo).

Baca Selengkapnya

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

15 hari lalu

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

Di setiap lokasi rest area SPKLU terdapat posko siaga PLN yang dapat dimanfaatkan para pengguna mobil listrik untuk beristirahat dan menunggu pengisian baterai.

Baca Selengkapnya