TEMPO.CO, Jakarta - Subaru Corp menyatakan hanya akan menjual mobil listrik pada pertengahan tahun 2030, untuk mengikuti tren global ke arah mobilitas ramah lingkungan.
Subaru juga akan menghemat biaya pengembangan mobil setelah bermitra dengan raksasa otomotif Jepang, yakni Toyota.
Dilansir Reuters pada Senin 20 Januari 2020, Subaru akan mengembangkan mobil "strong hybrid" dengan teknologi yang dikerjakan bersama Toyota.
"Meskipun kami menggunakan teknologi Toyota, kami ingin membuat hibrida yang jelas-jelas Subaru," kata Chief Technology Officer, Tetsuo Onuki yang dikutip dari Reuters, Senin.
"Ini bukan hanya tentang mengurangi emisi CO2. Kami perlu lebih meningkatkan keamanan kendaraan dan kinerja all-wheel drive kami," tambah dia
"Komitmen dan dedikasi kuat Subaru terhadap manufaktur mobil yang telah kami kembangkan sepanjang sejarah tetap tidak akan berubah," Presiden Tomomi Nakamura menambahkan.
Pembuat mobil Jepang yang memproduksi SUV Outback dan Forester, dikenal dengan mesin boxer yang ditempatkan secara horizontal, bersama dengan bantuan driver otonom EyeSight dan teknologi all-wheel-drive.
Mudik dengan Mobil Listrik, Ada 216 Penggunaan SPKLU Solo selama Periode Lebaran
11 hari lalu
Mudik dengan Mobil Listrik, Ada 216 Penggunaan SPKLU Solo selama Periode Lebaran
PLN UP3 Surakarta telah menyiagakan sejumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dalam tol dan luar tol di wilayah kerjanya untuk momentum Lebaran 2024. Persiapan itu mendapat animo positif para pemilik kendaraan listrik dengan penggunaan SPKLU yang tercatat hingga 216 pengguna selama periode Siaga Lebaran mulai 1 hingga 16 April 2024.
GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak
11 hari lalu
GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak
Di setiap lokasi rest area SPKLU terdapat posko siaga PLN yang dapat dimanfaatkan para pengguna mobil listrik untuk beristirahat dan menunggu pengisian baterai.