TEMPO.CO, Berlin - Produsen mobil Mercedes-Benz, Daimler, menyampaikan bisnis di Cina berangsur stabil setelah negara itu mengakhiri masa lockdown karena virus corona. Pernyataan tersebut disampaikan seorang manajer senior produsen mobil asal Jerman pada Minggu, 26 April 2020, seperti dilansir Reuters.

“Di Cina saja, kami menjual sekitar 50.000 kendaraan lagi di bulan Maret. Itu membuat kami percaya diri,” kata Markus Schaefer, anggota dewan direktur Daimler untuk produksi, kepada surat kabar Bild am Sonntag.

Mercedes-Benz mengirimkan total sekitar 477.400 mobil penumpang di seluruh dunia antara Januari dan Maret. Laporan itu tidak mengatakan berapa banyak penjualan di Cina. Tahun lalu, Cina menyumbang 29 persen dari total penjualan global Mercedes-Benz dengan angka 694.200 unit.

Mulai Senin, 27 April 2020, Damiler mengatakan bahwa jalur produksi di pabrik perakitan di Jerman akan kembali dibuka setelah sebelumnya ditutup karena pandemi virus corona. Pabrik mobil penumpang Sindelfingen dan Bremen akan memulai produksi sedan E-Class dan S-Class.

Cina merupakan pasar terbesar untuk Mercedes-Benz S-Class yang dibangun di Sindelfingen. Biasanya beberapa ratus kendaraan meluncur dari jalur perakitan di Sindelfingen setiap hari.

"Kami tidak akan mencapai angka ini segera ketika produksi dimulai minggu depan," kata Schaefer.

Daimler melaporkan penurunan hampir 70 persen dalam laba operasi kuartal pertama pada hari Kamis, 23 April 2020, karena pandemi dan memperingatkan bahwa arus kas yang digunakan untuk membayar dividen akan menurun tahun ini.