Selama PSBB, Penjualan Motor Honda Secara Kredit Menurun Drastis

Reporter

Tempo.co

Kamis, 11 Juni 2020 19:35 WIB

PT Astra Honda Motor meluncurkan All New Honda BeAT eSP. Kredit : Astra Honda Motor

TEMPO.CO, Jakarta - Industri sepeda motor menjadi salah satu yang mengalami dampak signifikan dengan adanya pandemi Virus Corona atau Covid-19. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia menyebut adanya penurunan penjualan hingga 40-45 persen dibandingkan kondisi normal sebelumnya. Hal ini akibat penutupan pabrik hingga warga masyarakat yang dilarang keluar rumah dengan adanya PSBB. Bagi PT Astra Honda Motor, penjualan terbesar selama ini disokong 70 persen dari mekanisme pembelian kredit.

"Dalam beberapa bulan terakhir, kontribusi pembelian kredit menjadi 50:50," kata Direktur Marketing AHM Thomas Wijaya. Angka 50:50 artinya 50 persen membeli kredit dan 50 persen membeli dengan tunai.

Kondisi ekonomi yang belum membaik, kata dia, memaksa lembaga pembiayaan melakukan revisi pada uang muka yang wajib dibayarkan konsumen. Sebelum pandemi, konsumen wajib membayar DP sekitar 10-15 persen dari harga kendaraan. "Dengan ada pandemik ini, lembaga pembiayaan mengerek DP menjadi 15-20 persen, namun ada juga yang diatas 20 persen," ujarnya.

Langkah ini diambil dengan prinsip kehati-hatian dari lembaga pembiayaan. Apalagi kondisi ekonomi yang belum membaik bisa juga memukul konsumen. Soal tenor, menurut Thomas, tidak ada strategi khusus dari leasing. "Rata-rata tenor konsumen baru masih normal kurang lebih 3 tahun," ucapnya.

AHM sendiri belum menyiapkan strategi khusus untuk mendongkrak penjualan. Yohanes Loman Excecutive Vice President AHM mengatakan paling penting adalah menyiapkan seluruh jaringan dari produksi, penjualan hingga lembaga pembiayaan. Dengan kondisi saat ini, mereka harus siap dengan kondisi penurunan penjualan hingga 40 persen. Menurutnya komunikasi yang intensif salah satu cara untuk menyiapkan dan strategi menghadapi kondisi yang masih tidak menentu.

Advertising
Advertising

Loman yang juga Ketua AISI ini berharap pemerintah ikut turun tangan dengan memberikan insentif agar industri ini bisa tetap survive. "Kita tidak bisa sendiri, goverment lakukan banyak hal supaya industri bisa bertahan dengan insentif pasti membantu. Berapa besar, harus lihat satu persatu. Goverment pikirkan ini, tanpa bahu membahu tak bisa kuat. Seperti provinsi jangan naikan pajak STNK, ini akan berpengaruh dan memberatkan konsumen," ucapnya.

Kemungkinan menyiapkan model dengan harga murah seperti yang dilakukan dengan Honda Legenda di masa lalu, Thomas mengakui akan ada kebutuhan entry level dalam kegiatan usaha maupun transportasi. Hanya saja, produk yang ada saat ini masih bisa mengakomodir. Ia mencontohkan Honda Revo, Honda Verza, Honda Beat dan Honda Scoopy. "Produk kami masih bisa mengakomodir tidak hanya sepeda motor, tapi bisa melibatkan bantuan dari lembaga pembiayaan karena ada kebutuhan dan kondisi ekonomi tertentu," ucapnya.

Dengan ada koreksi dari AISI, AHM juga melakukan revisi target penjualan. Pada awal tahun, AHM menetapkan target penjualan 4,8 juta setahun dari target AISI 6,4-6,9 juta setahun. "Kita koreksi (penjualan) ada di 2,8-3 juta setahun. Ini inlie dengan dampak-dampak di pasar," ujar Thomas.

Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

22 jam lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

2 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

2 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

7 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

8 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya